analisis cerpen sahabat sejati karya nana tedja
Analisis
Latar dan Penokohan pada cerpen Sahabat
Sejati
Karya
Nana Tedja
Disusun
Oleh :
Nama
:Siti Mutawalia
Kelas
:XII IPA 2
KEMENTERIAN
AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH
ALIYAH NEGERI ( MAN ) KEDONDONG
KAB.
PESAWARAN
T.P.
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT, Berkat rahmat dan karunianya penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun banyak
hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya.
Tidak
lupa penulis sampaikan terimakasih kepada guru
pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan
makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna
bagi kita bersama.
Penulis
menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Kedondong,September
2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ..........................................................................................................
Kata
Pengantar .........................................................................................................
Daftar
Isi ...................................................................................................................
Bab
I Pendahuluan ...................................................................................................
Bab
II Landasan Teori...............................................................................................
A.
Pengertian Latar...............................................................................................
B.
Pengertian Penokohan .....................................................................................
Bab
III Pembahasan..................................................................................................
A.
Analisis Latar...................................................................................................
B.
Analisis Penokohan..........................................................................................
Bab
IV Penutup.........................................................................................................
Kesimpulan ...........................................................................................................
Daftar
Pustaka...........................................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
Nana Tedja lahir di
Yogyakarta, 28 September 1971.Dia menulis sjak duduk di bangku SMP (1984) untuk
majaah dinding sekolah.Dia serius menulis sejak tahun 2001, saat bekerja sebagai
penulis skenario sinetron tetap di PT. TRIWARSANA Jakarta. Selain itu, ia
sebagai penulis freelance di beberapa rumah produksi di
Jakarta, antara lain yaitu Milenium Visitama, dengan kisah-kisah misteri
(KISMIS) tayangan RCTI, dan Multivision Plus. Tahun 2003, ia memutuskan untuk
kembali ke Jogja. Ia banyak menulis cerita pendek yang dimuat di harian
lokal Kedaulatan Rakyat. Aktif menyutradai beberapa pentas
monolog, membaca puisi, menulis novel, naskah teater, sajak atau
puisi. Nana sempat mengenyam pendidikan politik di Filipina, berpendidikn
Terakhir di Univertas Atma Jaya Yogyakarta. Kegiatannya yang lain adalah aktif
melukis dan berpameran lukisan baik tunggal maupun bersama, di dalam maupun di
luar negeri, sejak tahun 1996. Terhitung mulai tahun 2004, ia mengelola dan
mendirikan galeri seni nirlaba yaitu “Galeri Biasa” di Yogyakarta.
Penulis memilih cerpen karya Nana tedja ini berdasarkan pertimbangan bahwa
cerpen ini memiliki keunggulan di bandingkan cerpen-cerpen lainya. Cerpen ini sangat menarik untuk di analisis karena
menceritakan tentang sahabat sejati yang renggang karena menyukai laki-laki
yang sama.
Sinopsis cerpen sahabat sejati karya Nana tedja sebagai berikut Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai
beberapa sahabat salah satunya Icha. Aku bersahabat dengan Icha sudah cukup
lama.Kami berkenalan sewaktu kami sam-sama mendaftar di salah satu SMP favorit
di Jakarta.Persahabatan kami berlanjut hingga kami menamatkan study kami di
SMP. Setelah itu, aku dan Icha memutuskan untuk melanjutkan SMA di sekolah yang
sama.
Pada hari pertama ospek, aku melihat seorang cowok
yang sangat perfeck saat aku dan Icha sedang di kantin.Semenjak aku melihat
cowok itu, rasanya aku mulai jatuh cinta.Aku mulai mencari tau siapa sebenarnya
cowok itu. Dari beberapa orang yang aku tanya mengatakan bahwa dia adalah
Radit, ketua osis di sini.
Seiring berjalannya
waktu, aku dan kak Radit semakin akrab.Tak pernah ku duga bahwa kak Radit
naksir dengan Icha.Dan yang lebih membuatku kecewa adalah Icha menerima kak
Radit sebagai kekasihnya.Padahal dia tahu, kalau aku suka dengan kak
Radit.Semenjak itu juga persahabatan ku dan Icha semakin renggang.
Tak terasa tahun pun
berganti.Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung, tak seperti biasnya
yang selalu nampak ceria.Dari berita yang beredar bahwa Icha mengidap penyakit
tumor di perutnya.Sejak itu, Icha menjadi anak yang pemurung dan pendiam.Aku
mendengar berita bahwa Icha diputus oleh kak Radit karna perutnya semakin
membesar.Aku sedih sekali, namun gimana lagi dia pernah menghianati
persahabatan yang telah lama kita bangun.
Kondisi Icha semakin
menurun, akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede.Aku dan
teman-teman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya.Hanya
sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Icha, karna aku juga harus
mempersiapkan untuk Ujian Nasional.
Pada suatu pagi, aku
sedang melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.Tiba-tiba mama Icha
menelfonku, memberitahukan bahwa Icha telah tiada.Aku menangis dan menyesal
atas semua yang telah terjadi.
Aku segera datang ke
rumah Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan bela
sungkawa pada keluarga Icha. Setibanya di sana, mama Icha memberikanku sebuah
surat yang dibuat Icha khusus untukku.Keesokan harinya aku baru sadar bahwa
Icha hari ini berulang tahun yang ke-17. Aku mengikuti pemakaman Icha.Setelah
pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu. Aku
menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat dan terbata saat aku
menyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi nisan yang ada
dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam
itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Icha, walau
mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenanganterakhirku buat
Icha
Dari cerpen sahabat sejati karya Nana Tedja unsur
instrinsik yang akan di analisis oleh penulis adalah latar dan penokohan. Oleh
karena itu,penulis membatasi pembahasan analisis cerpen pada Latar dan
Penokohan.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Pengertian Latar
Menurut Aminudin (2004:67) setting
adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun
peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.Menurut Laverty (dalam
Tarigan, 2008:168) latar adalah lingkungan fisik tempat kegiatan
berlangsung.Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan wahu dan tempat
beserta lingkungannya dalam prosa fiksi.Dapat disimpulkan bahwa latar adalah
tempat, hubungan waktu atau peristiwa yang terjadi di dalam sebuah karya fiksi.
Menurut Nurgiyantoro (2004:227-233)
unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai
berikut.
a. Latar
Tempat
Latar tempat
menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya
fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama
tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar
tempat dalam sebuah cerpen biasanya meliputi berbagai lokasi. Latar tempat akan
berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sejalan dengan perkembangan
plot dan tokoh.
b. Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah “Kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ini biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat juga sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.
Latar waktu berhubungan dengan masalah “Kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ini biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat juga sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.
c. Latar Suasana
Latar suasana berhubungan dengan hal-hal yang
mengenai suasana yang terjadi dalam cerpen tersebut, misalnya sedih, gembira,
dingin, damai, sepi dan lain-lain.
II.2 Pengertian Penokohan
Menurut Sadikin,
Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita,baik keadaan
lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah,pandangan hidupnya, sikapnya,
keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Menurut Jones (1995:165)
penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang
ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak adalah
kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh lain,penyajian
watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut penokohan. Menurut Suroto (1989:92-93)
Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkana tokoh-tokoh dalam ceritanya
dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut,ini berarti ada dua hal penting,yang pertama
berhubungan dengan teknik penyampaian sedangkan yang kedua berhubungan dengan
watak atau kepribadian tokot-tokoh tersebut. Menurut Panuti Sudjiman (1992: 23)
definisi penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.Berdasarkan
pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran
atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya oleh seorang
pengarang.
Menurut Nurgiyantoro (1995:194-210) ada
dua cara penggambaran perwatakan,yaitu :
1.
Secara Analitik
Teknik
analitik yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan
diskripsi,uraian,atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan
dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara tidak
berbelit-belit,melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi
kediriannya yang mungkin berupa sikap,sifat watak,tingkah laku atau bahkan
cirri fisiknya.
2.
Secara Dramatik
Penampilan
tokoh cerita dalam teknik dramatic dilakukan secara tidak langsung.
Artinya,pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta
tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukan
kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan,baik secara
verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga
melalui peristiwa yang terjadi.
.BAB III
PEMBAHASAN
III.1 Analisi Latar
A.
Latar
Tempat
Ciracas,
JakartaTimur (rumah Icha) hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Icha tinggal di Ciracas, Jakarta Timur.’’
a.
Sekolah hal, ini terdapat pada kutipan cerpen berikut
ini:“Aku kenal Icha waktu
kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta.”
b.
Kantin sekolah hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di
kantin sekolah.”
c.
Ruang kelas, hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut:
“Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas.”
d.
Rumah sakit Haji
Pondok Gede, hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji
Pondok Gede.”
e.
Kamar Icha, hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena
Perlahan-lahan tadi aku pingsan.”
f.
Makam,hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku
sendiri di makam itu.”
B.
Latar waktu
Latar
yang di pakai dalam cerpen ini adalah
a)
Pagi hari yang sangat
gelap: hal
ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Pagi hari yang sangat gelap, karena hujan turun
begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.”
b)
Keesokan hari: hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Icha hari
ini berulang tahun yang ke 17.”
c)
Pagi-pagi: hal ini,terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti
pemakaman Icha.”
C.
Latar Suasana
Latar
yang di pakai dalam cerpen ini adalah
a) Menegangkan: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya
takut dan tegang banget.”
b).Kecewa: hal ini, terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Aku juga sempat kecewa pada Icha
karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya.”
c)Cemas / khawatir: hal ini,terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Aku sedang duduk
melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.”
d) Kaget: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku
yang berbunyi.”
e)Ragu: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
” Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu.”
f)Berduka: hal ini, terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Aku datang ke rumah
Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada
keluarga Icha.”
g)Sunyi: hal ini, terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Memandangi nisan
yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi.”
III.2Analisis penokohan
Penokohan yang di pakai dalam cerpen ini adalah
chika
Sulit memaafkan
kesalahan orang lain,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Walau aku belum bisa memaafkan Icha.”
Peduli terhadap sesama: hal ini, terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini
“Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau
bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi.”
Sabar,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Mungkin inilah nasibku.”
Egois: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernah
meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari
akhirnya sendirian, tanpa aku.”
Tegar: hal ini, terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Tapi aku coba untuk tegar melangkahkan kaki menuju
makamnya”
Icha
Periang atau selalu nampak ceria,hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat
ceria.”
“Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung dan
gak seperti biasanya yang sangat ceria.”
Tidak kawan setia,hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima
kak Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi
kenapa dia tega padaku.”
Tidakjujur,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Dia tak pernah mau
cerita dan jujur padaku.”
Mudah
putus asa,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena
mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi.”
Kecil hati,hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia
merasa kecil hati dan malu.”
Radit
Tidak baik, hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini:
“Karena
dia bukan laki-laki yang baik.”
Mama Icha
Tegar,hal ini terdapat pada kutipan
cerpen berikut ini;
“Sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia
tenang di Alam sana.”
BAB IV
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis unsur
instrinsik dari cerpen “Sahabat Sejati’ adalah latar yang digunakan dari cerpen tersebut adalah latar tempat
yaitu di rumah icha, kantin sekolah,
ruang kelas,ruamah sakit haji pondok gede, kamar icha, dan pemakaman. Latar
waktu yang digunakan yaitu pagi hari yang sangat gelap, ke esokan hari,dan pagi-pagi , latar suasana pada cerpen ini
menggambarkan ketegangan, kekecewaan, kecemasan , keraguan,kesedihan,dan
kesunyian. Watak dari masing-masing tokoh yaitu
tokoh aku atau Chika digambarkan sulit memaafkan orang lain, peduli
terhasdap sesama,sabar egois,tegar. Selanjutnya tokoh Ichadigambarkan seseorang
remaja yang periang, namun tidak setia kawan, tidak jujur, mudah putus asa dan
kecil hati. Tokoh Radit di gambarkan laki-laki yang tidak baik. Dan tokoh Mamah
Icha di gambarkan seseorang yang tegar. Penggambaran watak secara analitik
digambarkan pada kalimat ” tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di
kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang
tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat
aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah
seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia
marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya.” Penggambaran watak secara dramatik di gambarkan pada
kalimat “Tiba-tiba
mama Icha menelfonku, memberitahukan bahwa Icha telah tiada”
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Cerpen Sahabat Sejati
Karya Nana Tedja
Senja yang
dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan
berubah menjadi sabit.Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapi
kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini
setia menemaninya baik suka maupun duka.Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun,
aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha.Icha tinggal di Ciracas,
JakartaTimur.Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang
lugu dan sangat ceria.Kami bersahabat sudah cukup lama, aku kenal Icha waktu
kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta. Setelah awal
perkenalan itu,pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di SMP itu. Kami
selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak dapat terpisahkan,
itulah kami.Kami juga selalu satu kelas.
Setelah lulus SMP aku dan Icha memutuskan untuk satu
sekolah. Hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya takut dan tegang
banget, tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah,
dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada
beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik
memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak
senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku
meski aku telah minta maaf padanya.Aku mencari-cari kesekeliling kantin tapi
cowok itu udah gak ada.Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku. Huh… ini
semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatu hari nanti pasti aku
dapat bertemu dengannya kembali karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan
Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas.Ospek pertama telah dimulai, ada
beberapa kakak senior masuk ke kelas, tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di
kantin sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku
kembali bertemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu. Dari
beberapa orang yang aku tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya Radit.
Cuma itu informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok.
Singkat cerita
Aku dan kak Radit menjadi tambah akrab namun hanya
sebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Icha,
aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa
berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak
Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi
kenapa dia tega padaku. Mungkin inilah nasibku, setelah kejadian itu
persahabatan ku dan Icha menjadi renggang, aku jarang menyapanya dan sepertinya
juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sama-sama lagi seperti
dulu.Lagi pula aku tidak sekelas dengannya.
Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti.Akhir-akhir
ini aku melihat Icha tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria.
Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah
sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Setahu ku dari berita yang
beredar kalau Icha mengidap penyakit tumor yang bersarang diperutnya sejak
beberapa tahun ini.Semenjak dokter memfonis penyakit itu, Icha berubah menjadi
anak yang pemurung dan pendiam.Aku sangat merasakan perubahan itu, tapi setiap
kali aku bertanya padanya, dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku.
Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya
tak akan lama lagi. Seiring berjalannya waktu perut Icha makin membesar, aku
belum percaya dengan apa yang temen-temen bilang padaku. Aku mendesak Icha
untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku
sempat terkejut mendengarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan,
mengapa baru sekarang dia cerita semua itu padaku. Tapi mungkin karena aku tak
sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang lain Icha putus, Icha
diputuskan kak Radit karena keadaan Icha dengan perut yang makin membesar. Aku
sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kita
bangun.
Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia
merasa kecil hati dan malu.Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai
akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede. Aku dan teman-teman
menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Icha gak semakin
drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang
Icha, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lain aku juga
mempersiapkan UN.
****
Pagi
hari yang sangat gelap, karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk
melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha
sekarang. Tiba-tiba aku
dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dan ku lihat dilayar
hanphoneku ternyata mamanya Icha memanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok
pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo assalamu’alaikum, bisa bicara dengan
Cika?”, nada suara mama Icha tampak berat, sepertinya dia sedang menangis.
“ii…aaa tante, ada apa kok pagi-pagi begini telfon Cika? Trus bagaimana kabar
Icha tante?” tanyaku agak ragu, “Icha telah berpulang Ka” belum sempat aku
mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tiba
terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku
tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan
gak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani
hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini
Ca......hik..hik..hik…!!!” tangisku.
Aku
datang ke rumah Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan
bela sungkawa pada keluarga Icha.Setibaku disana aku melihat Icha terbaring
kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba
pandanganku menjadi gelap. “Icha......” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah
kepergian Icha, agar dia tenang di Alam sana” mama Icha ada disampingku, dan
memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Icha buat kamu, dia menulis pada
saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan
Cika minta maaf kalo selama ini Cika gak pernah menjenguk dia, Cika lagi
mempersiapkan untuk UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti,
kamu ada masalah ya sama Icha?” tanya mama Icha, “eng…enggak kok tante, kami
berdua baik-baik saja.” ”ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah dulu ya”
tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku
pingsan, aku melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa
lembutnya senyum Icha di foto itu.aku buka kertas itu perlahan-lahan, dan aku
pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemarin”,
bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari loe, tapi gue juga cinta dia dan
gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, loe tau
kan kalo gue gak bisa buat puisi kayak loe, tapi puisi ini gue buat khusus
untuk sahabat sejati gue, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi loe, hehehehe..........
Surat
Terakhir
Butir-butiran air
mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi
saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita
yang harus aku terima
Jika hanya kematian
yang harus ku alami
Aku bersedia
menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau
berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi
maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu
mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun
salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi
yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena
bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan
sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis
sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa
kau telah memaafkanku
Slamat tinggal
sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah
kepergiankui
Smoga sepeninggalku
dari sisimu
Bahagian akan slalu
menemanimu
Miss u sobat
ICHA
****
Keesokan harinya Aku
baru sadar ternyata Icha hari ini berulang tahun yang ke-17, aku bermalam di
rumah Icha, dan pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Icha.
Sebenarnya aku tak sanggup melihat makam itu, karena akan mengingatkanku akan
kenangan-kenangan kami berdua dulu, tapi aku coba untuk tegar melangkahkan kaki
menuju makamnya. Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri
di makam itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat
dan terbata karena saat aku menyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi
nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis
sendiri di makam itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan
surat Icha, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenangan
terakhirku buat Icha.
Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap
detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkata lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkata lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali
Comments
Post a Comment