analisis cerpen sang pencuri mawar


ANALISIS “LATAR DAN PENOKOHAN” PADA CERPEN SANG PENCURI MAWAR
KARYA : YAYANG DETA MEY MARETA




Disusun Oleh :
Rukiyah
Kelas        : XII IPA 3



th.jpg




KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGRI KEDONDONG (MAN) KEDONDONG PESAWARAN
2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Cerpen Sang Pencuri Mawar Karya Yayang Deta Mey Mareta. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata bahasa indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.


Kedondong,10 Oktober 2014
Penyusun















DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL  ...............................................................................  I
KATA PENGANTAR ..............................................................................  II
DAFTAR ISI .............................................................................................  III

BAB I        PENDAHULUAN................................................................... 1

BAB II       KAJIAN TEORI...................................................................... 2
1.1.  Latar ..................................................................................
1.2 Penokohan .........................................................................

Bab III       PEMBAHASAN......................................................................
2.1 Analisis Latar  ...................................................................
2.2 Analisis Penokohan ...........................................................

BAB IV     PENUTUP ...............................................................................

DAFTAR PUSTAKA













BAB I
PENDAHULUAN

Yayang Detha Mey Mareta lahir Majalengka,6 Mei 1994. Yayang tinggal di Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Yayang suka kesederhanaan namun terlihat elegan. Yayang suka dunia penuh dengan tantangan dan rintangan, Yayang suka Allah rahasia, Yayang percaya pada keajaiban Allah.
Cerpen yang berjubul ”Sang Pencuri Mawar” Oleh Yayang Deta Mey Mareta. Alasan saya memilih cerpen ini karna saya tertarik dan ceritanya dimana cerpen tersebut menceritakan tentan seorang Gadis yang menyelesaikan pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah semangatnya dengan teman sebayanya yang melanjutkan kuliah. Dia salah satu siswi yang rajin, cukup pandai, dan berprestasi di sekolahnya.
Pengarang menceritakan Mawar, seorang gadis solehah yang hidup bersama seorang kakaknya setelah kedua orang tuanya meninggal. Ia bekerja keras berjualan bunga di sebuah kios yang berada di depan rumahnya untuk mencukupi kehidupannya sehari-hari. Sedangkan kakaknya, hanya pengangguran yang malas. pengarang juga menyampaikan bagaimana kesungguhan Derry dalam mencintai dan menyayangi Mawar dengan melamarnya saat ia sedang berziarah di makam orang tuanya.
Penulis akan menganalisis tentang latar dan penokohan berdasarkan cerpen  pencuri mawar karya Yayang Deta Mey Mareta, penulis tertarik mengulas lebih dalam tentang unsur intrinsik yang berkaitan dengan latar dan penokohan yang terkandung di dalamnya, oleh karna itu penulis membatasi pembahasan analisis cerpennya latar dan penokohan.







BAB II
LANDASAN TEORI

II.1    Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi Menurut Nurgiyantoro (2004:227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a.    Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu serta inisial tertentu.
b.    Latar Waktu
Latar waktu berhubungan dengan masalah ”kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
c.    Latar Sosial
Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.

II.2    Penokohan
Biasanya di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak peranannya di dalam suatu cerita di sebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya. 
Jadi mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya. Namun definisi penokohan juga disebutkan oleh beberapa tokoh. Yaitu:
1.    Menurut Jones dalam Nurgiyantoro
Penokohan adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita (1998 : 165), atau penokohan karakter adalah begaimana cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya (Esten, 1994).
2.    Menurut Stanton dalam Semi (1984:31)
Yang dimaksud dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi. Pertama: mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita; yang kedua adalah mengacu kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita.
3.    Menurut Sumardjo dan Saini
Melukiskan watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut:
a.    Melalui perbuatanya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi
b.    situasi kritis.
c.    Melalui ucapan-ucapannya.
d.   Melalui gambaran fisiknya
e.    Melalui keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang (1991 : 65-66).

Sudjirman menyebutkan ada dua metode untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan metode dramatik. Metode analitik, biasa bisa juga disebut metode peran adalah pemaparan watak tokoh secara rinci baik ciri fisik maupun psikisnya. Sedang metode dramatik adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, ucapan, tingkah laku tokoh, lingkungan ataupun dari penampilan fisik saja.
Berdasarkan pengertian diatas penulis menyimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan tokoh/pelaku melalui sfat-sifat dan tingkah laku dalam cerita.



























BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Analisis Latar
Yang terdapat pada cerpen tersebut adalah:
a.    Waktu :
-       Pagi hari
Terdapat pada kutipan:
Mawar!Cepat buatkan Aku sarapan!
-       Sore hari
 terdapat pada kutipan:
Aduh lupa!” ucap mawar “Aku sedang masak air
-       Malam hari
terdapat pada kutipan:
Percuma saja bicara pada kakak.Takan ia dengar!”

b.    Tempat :
-       Rumah
terdapat pada kutipan:
“Iya,kak! sebentar Saya buatkan nasi goring saja. Persediaan beras kita semakin berkurang!”
-       Kios 
terdapat pada kutipan:
“Mbak! Tolong bunga anggreknya
-       Pemakaman umum ditengah kota
terdapat pada kutipan:
“Ah, Aku tak boleh terus meratapinya seperti ini. Toh ibu sudah tenang dialam sana.”
-       Kecewa
terdapat pada kutipan:
“Bunga itu tak ternilai harganya !semua uangmu takan cukup mengganti bunga itu.”
-       Bahagia
terdapat pada kutipan:
“Benarkah? Sungguh aku merasa jadi laki-laki yang paling bahagia”

III.2 Analisis Penokohan
a.    Tokoh utama
terdapat pada cerpen tersebut adalah
-       Mawar : semangat, solehah, rajin, pandai,dan prestasi.
-       terdapat pada kutipan:
-       Gadis yang menyelesaikan pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah semangatnya dengan teman sebayanya yang melanjutkan kuliah.Dia salah satu siswi yang rajin, cukup pandai, dan berprestasi di sekolahnya, Ssampai mendapatkan kesempatan mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas elite di daerah tempat tinggalny”
-       Derry : baik, ridak membedakan status sosial, sunggu-sungguh
terdapat pada kutipan:
Sejak kejadian minggu kemarin, Derry sering datang ke kios Mawar. Hanya sekedar membeli setangkai mawar merah _entah ada apa dibalik itu semua. Tak terasa kedekatan itu pun berlanjut. Derry seorang anak pengusaha besar di kotanya, berubah drastis seperti yang dikatakan ibunya yang pernah datang ke kios Mawar setelah beberapa hari membuntuti Derry”
-       Ibu Maryam : sombong, membedakan status susial
terdapat pada kutipan:
.Pasa awalnya Ibu Derry mengetahui sosok Mawar _perempuan yang dikagumi anaknya-hanya dari kisah yang sering Derry ceritakan.Mengetahui Mawar berasal dari kalangan orang yang tidak mampu-tidak sederajat status sosialnya- Ibu Maryam sangat tidak menyukai Mawar. Sampai suatu hari, Ibu Maryam mengikuti anaknya ke kios Mawar. Dan akhirnya Ibu Maryam mengetahui bahwa Mawar adalah sahabat baik Ibu Mawar, mereka berpisah saat Ibu Maryam dilamar ayah Derry-yang seorang pengusaha”

b.    Tokoh pendukung
-       Ridwan : malas, tidak bertanggung jawab
terdapat pada kutipan:
Sebagai seoarang kakak laki-laki, ia tak bisa diandalkan. Jangankan untuk membiayai kehidupan adiknya, untuk diri sendiri saja dia tak mampu.Apa yang bisa di andalkan dari laki-laki pengangguran seperti Ridwan. Sudah hampir setahun ia berpisah dengan istri yang memberinya satu anak perempuan. Kemalasannya membuat  mereka berpisah”




















BAB IV
PENUTUP

Kesimpulam
          Dari analisis cerpen Sang Pencuri Mawar Karya Yayang Deta May Mareta penulis menyimpulkan tentang analisis lata dan penokohan. Latar yang terdapat pada cerpen Sang Pencuri Mawar adalah latar waktu yaitu pagi hari, sore hari, dan malam hari. Latar tempat yaitu, rumah, kios, di pemakaman umum di tengah kota dan latar suasana yaitu sedih, kecewa dan bahagia. Dan penokohan yang terdapat pada tokoh utama yaitu, mawar, deri, dan tokoh pendukung yaitu ibu maryam dan ridwan.
         




















DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Pratiwi, Yuni. 2005. Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Suyoto, Agus. “Unsur-unsur Intrinsik”. (Online), http://agsuyoto.wordpress.com. Diakses tanggal 20 Mei 2010.


























Oleh: Yayang Deta Mey Mareta

Kring… kring… kring…
Suara jam beker berbunyi tepat menunjukan pukul 4.00 WIB yang berada diatas meja kecil di samping tempat tidurnya. Dinginnya angin subuh masih menusuk tulang saat jendela kamar terbuka. Hal itu tidak membangkitkan semangat setelah seminggu yang lalu ia ditinggal pergi ibunya. Ayahnya yang meninggal saat kelulusan SMA _2 tahun yang lalu_ menambah kesedihan dalam hidupnya. Seorang kakak satu-satunya tak ada peduli sedikit pun akan musibah yang dialami keluarganya. Kini hanya rumah sederhana dan sepetak taman bunga serta kios bunga di depan rumah yang di wariskan kedua orang tuanya itu.
Seperti hari-hari kemarin ia tetap menjalani kehidupan yang sederhana seperti biasanya tanpa banyak berkeluh kesah. Walaupun tanpa suara cerewet ibu tercinta, tanpa perintah yang terkadang membosankannya, juga tanpa. . . “Ah, aku tak boleh terus meratapinya seperti ini.Toh ibu sudah tenang di alam sana” bisiknya dalam hati. Kemudian ia melangkah pergi mengambil iair wudlu.
“Mawar!Cepat buatkan aku sarapan!” teriak kakaknya dari kamar sebelah. Hal itu mengagetkan Mawar _begitu ia sering disapa_ ketika ia terlamun dalam doanya setelah tadi salat subuh, cepat ia bangun dan mengenakan jilbab yang biasa ia pakai.
“Iya, Kak! Sebentar, saya buatkan nasi goreng saja.Persediaan beras kita semakin berkurang!”Suara lembutnya berucap.
Sebagai seoarang kakak laki-laki, ia tak bisa diandalkan. Jangankan untuk membiayai kehidupan adiknya, untuk diri sendiri saja dia tak mampu.Apa yang bisa di andalkan dari laki-laki pengangguran seperti Ridwan. Sudah hampir setahun ia berpisah dengan istri yang memberinya satu anak perempuan. Kemalasannya membuat  mereka berpisah.
Gadis yang menyelesaikan pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah semangatnya dengan teman sebayanya yang melanjutkan kuliah.Dia salah satu siswi yang rajin, cukup pandai, dan berprestasi di sekolahnya, Ssampai mendapatkan kesempatan mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas elite di daerah tempat tinggalnya. Namun, karena ketidakadilan kalangan atas ia pun gagal menjadi mahasiswi di Universitas itu. Sejak saat itu, ia hanya pergi dari rumah ke rumah untuk menjadi guru les Bahasa. Ia juga membantu ibunya bejualan di kios bunga. Tapi itu dulu. Kini hanya kios peninggalan itulah tempat ia menyambung hidup. Tak ada waktu untuk pergi kesana-sini _untuk mengajar_. Dan kini ia hanya membuat cerpen untuk salah satu majalah sastra di kotanya sebagai kerja sampingannya. Upahnya lumayan untuk makan sehari dua hari.
“Untuk membuat karya tulis seperti itu, kau harus sering mambaca!Akan banyak inspirasi hingga dapat dituangkan dalam tulisan yang akan kau buat nanti.”Jelasnya pada Sandra, _tetangganya yang 3 tahun lebih muda darinya_.
“Saya banyak belajar dari kakak.Penjelasan dari kakak cukup memberi pencerahan pada saya” kata Sandra.”Terima kasih, Kak!”
Sandra sering menemani Mawar berjualan di kios yang memang dekat dari rumahnya.Kios itu di pinggir jalan, tak jauh dari Tempat Pemakaman Umum dan tak jarang pula orang membeli bunga disana.Cukup strategis.
“Mbak!Tolong bunga anggreknya” kata salah satu pembeli.
“Ini bagus, Mas!Masih segar, baru saya petik dari taman” paparnya.
“Berapa?”
“75.000 rupiah saja!”
“Ini uangnya. Ambil saja kembaliannya!” sambil memberikan uang Rp 100.000,-
“Ohh, terima kasih banyak Mas!”
Begitu setiap hari ia jalani di kios bunga. Ada saja orang yang berbaik hati memberinya sedikit bonus, dan tak jarang pula orang yang justru terlalu murah menawar bunga.
Sore harinya.Mawar pergi ke pemakaman, yang bernisan kayu tertancap di atas pusaran orang tuanya. Dengan setangkai mawar merah yang ia letakan, dan ia ganti tiap minggunya, serta ia kirim doa-doa untuk almahum kedua orang tuanya.
Sabtu pagi. Tepat satu bulan setelah kepergian ibunya, ia pergi ketaman. Menyirami dan memberi pupuk adalah kegiatan yang rutin ia lakukan disana. Tampak setangkai mawar merah merekah indah di tengah bunga-bunga yang lain. Warnanya cukup menghibur hati, membangkitkan semangat bagi siapa saja yang melihatnya.Wangi tak kalah menggiurkan, terbawa semilir angin yang sejuk di pagi yang cerah itu.Seakan membawa senyum ibunya dari surge. Langkah demi langkah ia mendekati mawar itu. Tak terasa air mata pun membasahi pipinya, seperti embun di mawar itu. Satu bulan ia tunggu, bibit mawar dari ibunya kini menjelma menjadi bunga yang begitu indah.
Di seberang jalan.Antara pasangan muda tengah terjadi pertengkaran yang cukup menarik perhatian bagi orang yang lalu-lalang di trotoar.Kejadian itu mengagetkan Mawar yang terpaku dihadapan bunga mawar merah.
“Aduh lupa!” Ucap Mawar. “Aku sedang memasak air.”
Kemudian ia pergi ke dapur, berlari kecil.
Sementara itu di depan kios Mawar, terjadi percakapan.
“Tunggu, Ririn! Aku hanya ingin tahu apa alasan mu lebih memilih dia.”Tanya lelaki itu.
“Karena aku lebih bahagia bersamanya.Dia memberiku kebasan, tak pernah mengomentari kehidupanku.”Balas perempuan yang cantik itu.Dengan rok mini dan gaun merah muda, menambah keindahan bagi kaum Adam yang melihatnya.
“Tapi. . .Kulakukan itu untuk kebaikanmu juga.”
“Sudahlah.Anggap saja hubungan kita telah berakhir.Dan aku tak butuh ceramah darimu!” sambil melangkah pergi, dan melepaskan tangan Derry yang sejak tadi menggenggamnya, sangat erat.“Ririn!”
Dengan kesal ia tak sengaja melihat ada setangkai bunga yang begitu indah di taman kecil pinggir trotoar. Tanpa pikir panjang, kemudian ia petik dengan harapan dapat merayu pacar yang meninggalkannya itu untuk meminta maaf.
Ketika itu, Mawar berjalan di depan pintu untuk membuka kiosnya. Dan diambang pintu ia melihat laki-laki itu berlari dan membawa setangkai mawar merah.
“Hey. . .! Jangan kau petik bunga itu!”
Apa mau dikata. Lelaki itu langsung lari.Tanpa menghiraukan Mawar.
“Kenapa harus mawar itu?” desah Mawar “Kenapa?” ia tersungkur di depan pintu dan tak henti menangis.
Entah kenapa lelaki tadi kembali.
Melihat perempuan berjilbab sedang menangis sendiri di kios bunga, ia pun berhenti dan berkata. “Kenapa gadis cantik sepertimu menagis sendiri disini?”
Mawar punmengusap air matanya.
“Saya. . .” sambil menghapus air mata dan melihat siapa yang menegurnya. “Kamu?? Kamu yang tadi memetik bunga saya, kan?” ia terbangun dari kursinya.
Lelaki itu kaget.
“Ohh, itu tanaman kamu??Biar saya ganti.Berapa?”
“Bunga itu tak ternilai harganya!Semua uangmu takkan cukup mengganti bunga itu.” Tanpa henti ia menangis.
          “hmm, terserah apa katamu! Saya rasa ini cukup untuk membeli lagi bibit baru”.Lalu menyimpan sejumlah uang seratus ribuan di atas meja kios.
          “Sebaiknya kamu ambil saja uang itu.Saya tidak membutuhkannya.”
          “What ever!” Berlalu tanpa pamit menuju BMW S 500 silver di seberang jalan.
          “Kamu tidak akan mengerti arti penting bunga mawar itu.Bunga pertama dari bibit yang saya tanam bersama almarhumah ibu.”
Dari rumah terdenger suara kakaknya memanggil.
          “Mawar!” panggil kakaknya.“Mawar!” suaranya mengeras.
          “Ia, Kak! Sebentar!”
          “Tolong belikan kopi di warung depan.”
          “Kenapa tidak beli sendiri? Toh tidak ada kerjaan kan?”
          “Jangan ceramah seperti ibu!Mau, kamu durhaka pada kakakmu ini?”
Mawar menurut saja.
          “Percuma saja bicara pada Kakak.Takkan ia dengar!”
          Malam kian larut, hanya suara mesin kendaraan yang lalu-lintas di jalan raya depan rumah. Mawar terbangun.Ia pergi salat Tahajud. Ia berdoa untuk ibu dan ayahnya. Teringat kejadian tadi pagi membuat ia terlelap dalam sujudnya.
          Jarum jam tak henti berputar pada porosnya, hingga ia terbangun oleh kokok ayam jantan tetangga, setelah tertidur selepas salat tadi malam.
          Sejak kejadian minggu kemarin, Derry sering datang ke kios Mawar. Hanya sekedar membeli setangkai mawar merah _entah ada apa dibalik itu semua_. Tak terasa kedekatan itu pun berlanjut.Derry seorang anak pengusaha besar di kotanya, berubah drastis seperti yang dikatakan ibunya yang pernah datangke kios Mawar setelah beberapa hari membuntuti Derry.Pasa awalnya Ibu Derry mengetahui sosok Mawar _perempuan yang dikagumi anaknya_ hanya dari kisah yang sering Derry ceritakan.Mengetahui Mawar berasal dari kalangan orang yang tidak mampu _tidak sederajat status sosialnya_ Ibu Maryam sangat tidak menyukai Mawar.Sampai suatu hari, Ibu Maryam mengikuti anaknya ke kios Mawar.Dan akhirnya Ibu Maryam mengetahui bahwa Mawar adalah sahabat baik Ibu Mawar, mereka berpisah saat Ibu Maryam dilamar ayah Derry_yang seorang pengusaha_.
          “Derry sebenarnya anak malas, jarang masuk kuliah.Ia juga sering menghambur-hamburkan uang pemberian ayahnya untuk berpesta bersama teman-temannya. Namun, beberapa minggu ini semua kebiasaan Derry menghilang.Mungkin ia berpikir dan terpengaruh oleh kehadiranmu, Mawar!” tutur Ibu Maryam panjang lebar.
          Ditengah tahajudnya, Saat melantunkan doa untuk kedua orang tuanya, Mawar meneteskan air mata. Entah karena apa. “Mungkin karena kehadiaran lelaki itu!” ujarnya, “Ah, tak mungkin secepat ini.”
Kau telah mencuri hatiku
Seperti dulu,
Dengan mudah kau petik mawar
Kini aku masuk perangkapmu
Terjaring perasaan yang membekukan kalbu
Singkat. . . Tepat di tengah jantung Mawar!!
Delapan bulan kemudian. . .
          “Kau gadis yang baik, yang pernah ku kenal.”
          “Tak ada manusia yang sempurna.Semuanya sama!”
          “Tapi taukah kau?Hanya orang yang jatuh cintalah yang melihat suatu kesempurnaan pada lawan jenisnya!”
          Mawar hanya terpaku.Mencermati perkataan Derry barusan.“Jatuh cinta?” bisiknya dalam hati. “Mungkinkah. . .”
          “Mawar!Aku ingin menikahimu.Setelah beberapa bulan kita bersahabat, aku rasa sudah cukup mengenal kepribadianmu yang istimewa.” Kata Derry. “Aku ingin menemanimu sebagai mukhrim yang sah, seperti yang sering kau katakan itu.”Derry memperlihatkan wajah seriusnya.
          “Entah dengan kalimat apa, harus aku sampaikan untuk mengucapkan terima kasih padamu. Jika niatmu tulus menikahiku, aku akan berbesar hati menerimanya.”
          “Benarkah?Sungguh aku merasa jadi laki-laki yang paling bahagia!”
          Mawar hanya memberikan senyuman kecil dari bibirnya yang merah tanpa polesan lipstick sedikit pun.
Ini adalah sebuah pilihan..!!
Jika Tuhan memberkati hubungan kami,
Ijinkan ikatan itu bersanding atas sunah Rosul-Mu,
Semoga kelak, menuntunku di jalan yang Kau ridai..
Syukur aku panjatkan pada-Mu..
Dan inilah yang terbaik bagiku, Bagi kami..

Comments

Popular posts from this blog

analisis cerpen peri pemetik air mata

makalah dasar-dasar komputer

Mendengarka Informasi Dari Berbagai Sumber