Analisis Latar dan Penokohan pada cerpen Sahabat Sejati
Karya Nana Tedja

Disusun Oleh :
Nama :Siti Mutawalia
Kelas :XII IPA 2



KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH ALIYAH NEGERI ( MAN ) KEDONDONG
KAB. PESAWARAN
T.P. 2014/2015



KATA  PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Meskipun banyak hambatan yang penulis alami dalam proses pengerjaannya.
Tidak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada guru  pembimbing yang telah membantu dan membimbing penulis dalam mengerjakan makalah. Penulis berharap semoga makalah ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Kedondong,September 2014

Penulis












DAFTAR  ISI

Halaman Judul ..........................................................................................................
Kata Pengantar .........................................................................................................
Daftar Isi ...................................................................................................................
Bab I Pendahuluan ...................................................................................................
Bab II Landasan Teori...............................................................................................
A.    Pengertian Latar...............................................................................................
B.     Pengertian Penokohan .....................................................................................
Bab III Pembahasan..................................................................................................
A.    Analisis Latar...................................................................................................
B.     Analisis Penokohan..........................................................................................
Bab IV Penutup.........................................................................................................
    Kesimpulan ...........................................................................................................
Daftar Pustaka...........................................................................................................










BAB 1
PENDAHULUAN

Nana Tedja lahir di Yogyakarta, 28 September 1971.Dia menulis sjak duduk di bangku SMP (1984) untuk majaah dinding sekolah.Dia serius menulis sejak tahun 2001, saat bekerja sebagai penulis skenario sinetron tetap di PT. TRIWARSANA Jakarta. Selain itu, ia sebagai penulis freelance di beberapa rumah produksi di Jakarta, antara lain yaitu Milenium Visitama, dengan kisah-kisah misteri (KISMIS) tayangan RCTI, dan Multivision Plus. Tahun 2003, ia memutuskan untuk kembali ke Jogja. Ia banyak menulis cerita pendek yang dimuat di harian lokal Kedaulatan Rakyat. Aktif menyutradai beberapa pentas monolog, membaca puisi, menulis novel, naskah teater, sajak atau puisi. Nana sempat mengenyam pendidikan politik di Filipina, berpendidikn Terakhir di Univertas Atma Jaya Yogyakarta. Kegiatannya yang lain adalah aktif melukis dan berpameran lukisan baik tunggal maupun bersama, di dalam maupun di luar negeri, sejak tahun 1996. Terhitung mulai tahun 2004, ia mengelola dan mendirikan galeri seni nirlaba yaitu “Galeri Biasa” di Yogyakarta.

Penulis memilih cerpen karya Nana tedja ini berdasarkan pertimbangan bahwa cerpen ini memiliki keunggulan di bandingkan cerpen-cerpen lainya. Cerpen ini sangat menarik untuk di analisis karena menceritakan tentang sahabat sejati yang renggang karena menyukai laki-laki yang sama.

Sinopsis cerpen sahabat sejati karya Nana tedja sebagai berikut Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha. Aku bersahabat dengan Icha sudah cukup lama.Kami berkenalan sewaktu kami sam-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta.Persahabatan kami berlanjut hingga kami menamatkan study kami di SMP. Setelah itu, aku dan Icha memutuskan untuk melanjutkan SMA di sekolah yang sama.
Pada hari pertama ospek, aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck saat aku dan Icha sedang di kantin.Semenjak aku melihat cowok itu, rasanya aku mulai jatuh cinta.Aku mulai mencari tau siapa sebenarnya cowok itu. Dari beberapa orang yang aku tanya mengatakan bahwa dia adalah Radit, ketua osis di sini.
Seiring berjalannya waktu, aku dan kak Radit semakin akrab.Tak pernah ku duga bahwa kak Radit naksir dengan Icha.Dan yang lebih membuatku kecewa adalah Icha menerima kak Radit sebagai kekasihnya.Padahal dia tahu, kalau aku suka dengan kak Radit.Semenjak itu juga persahabatan ku dan Icha semakin renggang.
Tak terasa tahun pun berganti.Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung, tak seperti biasnya yang selalu nampak ceria.Dari berita yang beredar bahwa Icha mengidap penyakit tumor di perutnya.Sejak itu, Icha menjadi anak yang pemurung dan pendiam.Aku mendengar berita bahwa Icha diputus oleh kak Radit karna perutnya semakin membesar.Aku sedih sekali, namun gimana lagi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kita bangun.
Kondisi Icha semakin menurun, akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede.Aku dan teman-teman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya.Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Icha, karna aku juga harus mempersiapkan untuk Ujian Nasional.
Pada suatu pagi, aku sedang melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.Tiba-tiba mama Icha menelfonku, memberitahukan bahwa Icha telah tiada.Aku menangis dan menyesal atas semua yang telah terjadi.
Aku segera datang ke rumah Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Icha. Setibanya di sana, mama Icha memberikanku sebuah surat yang dibuat Icha khusus untukku.Keesokan harinya aku baru sadar bahwa Icha hari ini berulang tahun yang ke-17. Aku mengikuti pemakaman Icha.Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu. Aku menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat dan terbata saat aku menyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Icha, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenanganterakhirku buat Icha

Dari cerpen sahabat sejati karya Nana Tedja unsur instrinsik yang akan di analisis oleh penulis adalah latar dan penokohan. Oleh karena itu,penulis membatasi pembahasan analisis cerpen pada Latar dan Penokohan.





BAB II
LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Latar

Menurut Aminudin (2004:67) setting adalah latar peristiwa dalam karya fiksi, baik berupa tempat, waktu, maupun peristiwa serta memiliki fungsi fisikal dan fungsi psikologis.Menurut Laverty (dalam Tarigan, 2008:168) latar adalah lingkungan fisik tempat kegiatan berlangsung.Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah penempatan wahu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi.Dapat disimpulkan bahwa latar adalah tempat, hubungan waktu atau peristiwa yang terjadi di dalam sebuah karya fiksi.
Menurut Nurgiyantoro (2004:227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara lain sebagai berikut.
a.        Latar Tempat 
Latar tempat menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama jelas. Latar tempat dalam sebuah cerpen biasanya meliputi berbagai lokasi. Latar tempat akan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain sejalan dengan perkembangan plot dan tokoh.
b.       Latar Waktu 
Latar waktu berhubungan dengan masalah “Kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ini biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah. Latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat juga sosial sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan keadaan suatu yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.
c.        Latar Suasana
Latar suasana berhubungan dengan hal-hal yang mengenai suasana yang terjadi dalam cerpen tersebut, misalnya sedih, gembira, dingin, damai, sepi dan lain-lain.


II.2 Pengertian Penokohan
Menurut Sadikin, Penokohan dan perwatakan adalah pelukisan mengenai tokoh cerita,baik keadaan lahirnya maupun batinnya yang dapat berubah,pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat istiadatnya, dan sebagainya. Menurut Jones (1995:165) penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Menurut Sudjiman (1988:22) watak adalah kualitas nalar dan jiwa tokoh yang membedakannya dengan tokoh lain,penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh ini yang disebut penokohan. Menurut Suroto (1989:92-93) Penokohan adalah bagaimana pengarang menampilkana tokoh-tokoh dalam ceritanya dan bagaimana tokoh-tokoh tersebut,ini berarti ada dua hal penting,yang pertama berhubungan dengan teknik penyampaian sedangkan yang kedua berhubungan dengan watak atau kepribadian tokot-tokoh tersebut. Menurut Panuti Sudjiman (1992: 23) definisi penokohan adalah penyajian watak tokoh dan penciptaan citra tokoh.Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat dikatakan bahwa penokohan adalah penggambaran atau pelukisan mengenai tokoh cerita baik lahirnya maupun batinnya oleh seorang pengarang.
 Menurut Nurgiyantoro (1995:194-210) ada dua  cara penggambaran perwatakan,yaitu :
1.                  Secara Analitik
Teknik analitik yaitu pelukisan tokoh cerita dilakukan dengan memberikan diskripsi,uraian,atau penjelasan secara langsung. Tokoh cerita hadir dan dihadirkan oleh pengarang kehadapan pembaca secara tidak berbelit-belit,melainkan begitu saja dan langsung disertai deskripsi kediriannya yang mungkin berupa sikap,sifat watak,tingkah laku atau bahkan cirri fisiknya.
2.                  Secara Dramatik
Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatic dilakukan secara tidak langsung. Artinya,pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan para tokoh cerita untuk menunjukan kediriannya sendiri melalui berbagai aktivitas yang dilakukan,baik secara verbal lewat kata maupun nonverbal lewat tindakan atau tingkah laku dan juga melalui peristiwa yang terjadi.


.BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Analisi Latar
A.           Latar Tempat
         Ciracas, JakartaTimur (rumah Icha) hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
         Icha tinggal di Ciracas, Jakarta Timur.’’

a.              Sekolah hal, ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:Aku kenal Icha waktu kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta.”

b.             Kantin sekolah hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah.”


c.              Ruang kelas, hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut:
“Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas.”

d.             Rumah sakit Haji Pondok Gede, hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede.”

e.              Kamar Icha, hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan.”

f.              Makam,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu.”




B.            Latar waktu
Latar yang di pakai dalam cerpen ini adalah
a)              Pagi hari yang sangat gelap: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Pagi hari yang sangat gelap, karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.”

b)             Keesokan hari: hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Icha hari ini berulang tahun yang ke 17.”

c)              Pagi-pagi: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Icha.”
C.            Latar Suasana
Latar yang di pakai dalam cerpen ini adalah
a)  Menegangkan: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen  berikut ini
“Hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget.”

b).Kecewa: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya.”


c)Cemas / khawatir: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
Aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.”


d) Kaget: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
Tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi.”

 e)Ragu: hal ini,terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu.”

f)Berduka: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Aku datang ke rumah Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Icha.”

g)Sunyi: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi.”

III.2Analisis penokohan
Penokohan yang di pakai dalam cerpen ini adalah
chika
 Sulit memaafkan kesalahan orang lain,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Walau aku belum bisa memaafkan Icha.”

 Peduli terhadap sesama: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi.”

 Sabar,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Mungkin inilah nasibku.”

 Egois: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini
“Aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku.”

Tegar: hal ini, terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Tapi aku coba untuk tegar melangkahkan kaki menuju makamnya

Icha

 Periang atau selalu nampak ceria,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria.”
“Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria.”

 Tidak kawan setia,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku.”

Tidakjujur,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
Dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku.”

 Mudah putus asa,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi.”

 Kecil hati,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu.”

Radit
 Tidak baik, hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini:
“Karena dia bukan laki-laki yang baik.”

 Mama Icha
Tegar,hal ini terdapat pada kutipan cerpen berikut ini;
“Sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia tenang di Alam sana.”















BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil  analisis unsur instrinsik dari cerpen “Sahabat Sejati’ adalah latar  yang digunakan  dari cerpen tersebut adalah latar tempat yaitu  di rumah icha, kantin sekolah, ruang kelas,ruamah sakit haji pondok gede, kamar icha, dan pemakaman. Latar waktu yang digunakan yaitu pagi hari yang sangat gelap, ke esokan hari,dan  pagi-pagi , latar suasana pada cerpen ini menggambarkan ketegangan, kekecewaan, kecemasan , keraguan,kesedihan,dan kesunyian. Watak dari masing-masing tokoh yaitu  tokoh aku atau Chika digambarkan sulit memaafkan orang lain, peduli terhasdap sesama,sabar egois,tegar. Selanjutnya tokoh Ichadigambarkan seseorang remaja yang periang, namun tidak setia kawan, tidak jujur, mudah putus asa dan kecil hati. Tokoh Radit di gambarkan laki-laki yang tidak baik. Dan tokoh Mamah Icha di gambarkan seseorang yang tegar. Penggambaran watak secara analitik digambarkan pada kalimat ” tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya. Penggambaran watak secara dramatik di gambarkan pada kalimat “Tiba-tiba mama Icha menelfonku, memberitahukan bahwa Icha telah tiada




DAFTAR PUSTAKA

















LAMPIRAN
Cerpen Sahabat Sejati
Karya Nana Tedja
Senja yang dulu indah kini menjadi temaram dan bulan yang dulu purnama kini perlahan berubah menjadi sabit.Seperti keadaan hati seorang gadis remaja yang meratapi kekosongan dan kehampaan hatinya karena ditinggal oleh sahabat yang selama ini setia menemaninya baik suka maupun duka.Dulu, waktu usiaku beranjak 17 tahun, aku mempunyai beberapa sahabat salah satunya Icha.Icha tinggal di Ciracas, JakartaTimur.Dia anak pertama dari 2 bersaudara, dia adalah seorang remaja yang lugu dan sangat ceria.Kami bersahabat sudah cukup lama, aku kenal Icha waktu kami sama-sama mendaftar di salah satu SMP favorit di Jakarta. Setelah awal perkenalan itu,pertemanan kami berlanjut karena kami diterima di SMP itu. Kami selalu bersama-sama bagai amplop dan perangko yang tak dapat terpisahkan, itulah kami.Kami juga selalu satu kelas.
Setelah lulus SMP aku dan Icha memutuskan untuk satu sekolah. Hari pertama aku dan Icha menjalani ospek, rasanya takut dan tegang banget, tapi aku melihat seorang cowok yang sangat perfeck di kantin sekolah, dia sangat manis apalagi pada saat aku melihatnya sedang tersenyum pada beberapa orang yang menyapanya, manis sekali senyumnya, disaat aku sedang asyik memperhatikan cowok itu tanpa ku sadari didepanku ada salah seorang kakak senior yang sangat galak, upzzz…. Aku menabrak dia, dia marah-marah padaku meski aku telah minta maaf padanya.Aku mencari-cari kesekeliling kantin tapi cowok itu udah gak ada.Icha hanya tertawa melihat tingkah lakuku. Huh… ini semua gara-gara keteledoranku, tapi gak apa-apa suatu hari nanti pasti aku dapat bertemu dengannya kembali karena aku yakin dia siswa di SMA ini. Aku dan Icha melanjutkan perjalanan kami ke kelas.Ospek pertama telah dimulai, ada beberapa kakak senior masuk ke kelas, tanpa ku sadari cowok yang ku lihat di kantin sekolah tadi pagi ada didepan mataku. Aku senang sekali karena aku kembali bertemu dengannya walau dia tak ku kenal sama sekali.
Aku mencari tau siapa sebenarnya cowok itu. Dari beberapa orang yang aku tanya mereka mengatakan dia adalah ketua osis, namanya Radit. Cuma itu informasi aku dapatkan tentang dia, tapi udah cukup kok.
Singkat cerita
Aku dan kak Radit menjadi tambah akrab namun hanya sebatas teman. Yang tak pernah aku duga ternyata kak Radit naksir sama Icha, aku sedih banget karena dia adalah cinta pertamaku, tapi apa daya aku tak bisa berbuat apa-apa, dan aku juga sempat kecewa pada Icha karena dia menerima kak Radit menjadi kekasihnya, Icha kan tau kalau aku suka sama kak Radit tapi kenapa dia tega padaku. Mungkin inilah nasibku, setelah kejadian itu persahabatan ku dan Icha menjadi renggang, aku jarang menyapanya dan sepertinya juga dia sekarang jarang ada waktu buat kita berdua sama-sama lagi seperti dulu.Lagi pula aku tidak sekelas dengannya.
Waktu terus berputar, tanpa terasa tahunpun berganti.Akhir-akhir ini aku melihat Icha tampak murung dan gak seperti biasanya yang sangat ceria. Walau aku belum bisa memaafkan Icha tapi walau bagaimanapun dia adalah sahabatku dan aku harus tau apa yang sedang terjadi. Setahu ku dari berita yang beredar kalau Icha mengidap penyakit tumor yang bersarang diperutnya sejak beberapa tahun ini.Semenjak dokter memfonis penyakit itu, Icha berubah menjadi anak yang pemurung dan pendiam.Aku sangat merasakan perubahan itu, tapi setiap kali aku bertanya padanya, dia tak pernah mau cerita dan jujur padaku. Menurutku dia berubah menjadi seperti itu karena mungkin dia merasa hidupnya tak akan lama lagi. Seiring berjalannya waktu perut Icha makin membesar, aku belum percaya dengan apa yang temen-temen bilang padaku. Aku mendesak Icha untuk menceritakan apa yang terjadi padanya, akhirnya Icha mau bercerita. Aku sempat terkejut mendengarnya sekaligus sedih bercampur dengan rasa kekecewaan, mengapa baru sekarang dia cerita semua itu padaku. Tapi mungkin karena aku tak sedekat dulu sama dia. Aku juga denger-denger dari yang lain Icha putus, Icha diputuskan kak Radit karena keadaan Icha dengan perut yang makin membesar. Aku sedih sekali, tapi dia pernah menghianati persahabatan yang telah lama kita bangun.



Icha masih tetap sekolah, tapi lama kelamaan dia merasa kecil hati dan malu.Dengan kondisi tubuh yang semakin menurun, sampai akhirnya Icha dirawat di Rumah sakit Haji Pondok Gede. Aku dan teman-teman menjenguknya untuk memberikan semangat dan dukungan padanya agar Icha gak semakin drop dan putus asa. Hanya sampai disitu saja kabar yang aku dengar tentang Icha, disatu sisi aku masih kecewa padanya tapi disisi lain aku juga mempersiapkan UN.
****
            Pagi hari yang sangat gelap, karena hujan turun begitu derasnya, aku sedang duduk melamun memikirkan bagaimana keadaan Icha sekarang.        Tiba-tiba aku dikejutkan dengan ringtone handphoneku yang berbunyi dan ku lihat dilayar hanphoneku ternyata mamanya Icha memanggil, fikirku tumben tapi ada apa ya, kok pagi-pagi gini tante telfon aku. “halo assalamu’alaikum, bisa bicara dengan Cika?”, nada suara mama Icha tampak berat, sepertinya dia sedang menangis. “ii…aaa tante, ada apa kok pagi-pagi begini telfon Cika? Trus bagaimana kabar Icha tante?” tanyaku agak ragu, “Icha telah berpulang Ka” belum sempat aku mengucapkan turut berduka cita pada tante, tut…tut…tut…tut telfon tiba-tiba terputus. Aku menangis dan menyesali dengan semua yang terjadi, dihatiku tersirat penyesalan yang amat mendalam, aku terlalu jahat dan egois pada Icha dan gak pernah meluangkan waktu untuk menjenguk sahabatku sendiri yang menjalani hari-hari akhirnya sendirian, tanpa aku. “Maafkan sahabatmu ini Ca......hik..hik..hik…!!!” tangisku.
            Aku datang ke rumah Icha untuk melihat dia yang terakhir kalinya dan mengucapkan bela sungkawa pada keluarga Icha.Setibaku disana aku melihat Icha terbaring kaku, dikelilingi orang-orang yang membaca yasin untuknya, tiba-tiba pandanganku menjadi gelap. “Icha......” panggilku, “sudahlah Ka, relakanlah kepergian Icha, agar dia tenang di Alam sana” mama Icha ada disampingku, dan memberikan selembar kertas padaku, “ini dari Icha buat kamu, dia menulis pada saat kamu jarang menemuinya, tante tinggal dulu kebawah”. “makasih tante dan Cika minta maaf kalo selama ini Cika gak pernah menjenguk dia, Cika lagi mempersiapkan untuk UN tante,” aku menangis. “gak apa-apa kok tante ngerti, kamu ada masalah ya sama Icha?” tanya mama Icha, “eng…enggak kok tante, kami berdua baik-baik saja.” ”ya udah jangan nangis lagi, tante ke bawah dulu ya” tante pun meninggalkanku sendiri di kamar Icha karena Perlahan-lahan tadi aku pingsan, aku melihat foto-foto yang ada dimeja samping tempat tidur, betapa lembutnya senyum Icha di foto itu.aku buka kertas itu perlahan-lahan, dan aku pun mulai membaca kata demi kata disurat itu.
Sebelumnya gue minta maaf atas kejadian kemarin”, bukan maksud gue untuk merebut kak Radit dari loe, tapi gue juga cinta dia dan gue juga udah putus ma dia, karena dia bukan laki-laki yang baik. O ya, loe tau kan kalo gue gak bisa buat puisi kayak loe, tapi puisi ini gue buat khusus untuk sahabat sejati gue, maaf ya kalo buatan gue gak sebagus puisi-puisi loe, hehehehe..........
Surat Terakhir

Butir-butiran air mata yang jatuh setetes demi setetes
Menemani dan menjadi saksi saat ku tulis suratku yang terakhir
Jika hanya derita yang harus aku terima
Jika hanya kematian yang harus ku alami
Aku bersedia menjalani tanpa kesedihan
Namun ketika kau berucap bahwa untukku
Sudah tak ada lagi maaf terasa lemah lunglai tubuh ini
Sahabat yang slalu mengisi hari-hariku
Seberapa besarpun salah yang ku pandang
Seberapa rendah budi yang ku jalani…maafkan aku
Derita karena bersalah berlarut-larut tanpa henti
Dan tampaknya Tuhan sudah berkenan menjemputku
Jangan menangis sahabat….walau tak terkatakan
Sungguh aku merasa kau telah memaafkanku
Slamat tinggal sahabat sejatiku
Ikhlaskanlah kepergiankui
Smoga sepeninggalku dari sisimu
Bahagian akan slalu menemanimu
Miss u sobat
ICHA
****

Keesokan harinya Aku baru sadar ternyata Icha hari ini berulang tahun yang ke-17, aku bermalam di rumah Icha, dan pagi-pagi aku segera kebawah dan akan mengikuti pemakaman Icha. Sebenarnya aku tak sanggup melihat makam itu, karena akan mengingatkanku akan kenangan-kenangan kami berdua dulu, tapi aku coba untuk tegar melangkahkan kaki menuju makamnya. Setelah pemakaman selesai dan semua orang pulang, aku sendiri di makam itu, sepi. Aku menangis disamping nisan Icha, walau tersendat-sendat dan terbata karena saat aku menyanyikan lagu happy birthday buat Icha, dan memandangi nisan yang ada dihadapanku saat ini, makam yang sunyi, aku masih menangis sendiri di makam itu, sebelum pulang aku meninggalkan secarik kertas balasan surat Icha, walau mungkin tak akan pernah dibaca olehnya, tapi itulah kenangan terakhirku buat Icha.
Kenangan indah tentang kita akan slalu ku ingat setiap detiknya
Jika ku tutup mataku, aku masih dapat melihatmu
Kau memperlihatkan senyum termanismu
Tapi itu hanya lamunan sesaatku
Kini kau telah jauh tinggalkanku
Aku belum sempat meminta maaf padamu dan menyayangimu
Dan tak ingin kau pergi jauh
Tinggalkan kenangan kita bersama
Tapi takdir berkata lain
Terlalu cepat Tuhan memanggilmu
Hanya sebuah puisi ini aku persembahkan untukmu
Kepergianmu, meninggalkan kisah yang sangat pahit bagiku
Aku akan selalu mengenangmu, sahabat terbaikku
Semoga kau tenang disana
Suatu saat kita pasti akan bertemu kembali

Comments

Popular posts from this blog

analisis cerpen peri pemetik air mata

makalah dasar-dasar komputer

Mendengarka Informasi Dari Berbagai Sumber