ANALISIS
“LATAR DAN PENOKOHAN” PADA CERPEN SANG PENCURI MAWAR
KARYA
: YAYANG DETA MEY MARETA
Disusun
Oleh :
Rukiyah
Kelas : XII IPA 3
KEMENTRIAN
AGAMA REPUBLIK INDONESIA
MADRASAH
ALIYAH NEGRI KEDONDONG (MAN) KEDONDONG PESAWARAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan
ke hadirat Allah Subhanahu wataala, karena berkat rahmat-Nya kami bisa
menyelesaikan makalah yang berjudul Analisis Cerpen Sang Pencuri Mawar Karya
Yayang Deta Mey Mareta. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata bahasa
indonesia.
Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
tepat pada waktunya. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh
dari sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,
khususnya dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Kedondong,10
Oktober 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................... I
KATA
PENGANTAR .............................................................................. II
DAFTAR
ISI ............................................................................................. III
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................... 2
1.1. Latar
..................................................................................
1.2 Penokohan
.........................................................................
Bab III PEMBAHASAN......................................................................
2.1
Analisis Latar ...................................................................
2.2
Analisis Penokohan ...........................................................
BAB IV PENUTUP ...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
Yayang Detha Mey Mareta lahir Majalengka,6
Mei 1994. Yayang tinggal di Majalengka, Jawa Barat, Indonesia. Yayang suka
kesederhanaan namun terlihat elegan. Yayang suka dunia penuh dengan tantangan
dan rintangan, Yayang suka Allah rahasia, Yayang percaya pada keajaiban Allah.
Cerpen yang berjubul ”Sang Pencuri
Mawar” Oleh Yayang Deta Mey Mareta. Alasan saya memilih cerpen ini karna saya
tertarik dan ceritanya dimana cerpen tersebut menceritakan tentan seorang Gadis
yang menyelesaikan pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah
semangatnya dengan teman sebayanya yang melanjutkan kuliah. Dia salah satu
siswi yang rajin, cukup pandai, dan berprestasi di sekolahnya.
Pengarang
menceritakan Mawar, seorang gadis solehah yang hidup bersama seorang kakaknya
setelah kedua orang tuanya meninggal. Ia bekerja keras berjualan bunga di
sebuah kios yang berada di depan rumahnya untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari. Sedangkan kakaknya, hanya pengangguran yang malas. pengarang juga
menyampaikan bagaimana kesungguhan Derry dalam mencintai dan menyayangi Mawar
dengan melamarnya saat ia sedang berziarah di makam orang tuanya.
Penulis
akan menganalisis tentang latar dan penokohan berdasarkan cerpen pencuri mawar karya Yayang Deta Mey Mareta,
penulis tertarik mengulas lebih dalam tentang unsur intrinsik yang berkaitan
dengan latar dan penokohan yang terkandung di dalamnya, oleh karna itu penulis
membatasi pembahasan analisis cerpennya latar dan penokohan.
BAB II
LANDASAN TEORI
II.1 Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian
yang menimpa atau dilakukan oleh satu atau beberapa orang tokoh pada suatu
waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Menurut Nadjid (2003:25) latar ialah
penempatan waktu dan tempat beserta lingkungannya dalam prosa fiksi Menurut Nurgiyantoro
(2004:227-233) unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, antara
lain sebagai berikut.
a. Latar
Tempat
Latar tempat mengacu
pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama tertentu
serta inisial tertentu.
b. Latar
Waktu
Latar waktu berhubungan
dengan masalah ”kapan” terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan waktu
c. Latar
Sosial
Latar sosial mengacu
pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial masyarakat di suatu tempat
yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa
kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara
berpikir dan bersikap. Selain itu latar sosial juga berhubungan dengan status
sosial tokoh yang bersangkutan.
II.2
Penokohan
Biasanya
di dalam suatu cerita fiksi terdapat tokoh cerita atau pelaku cerita. Tokoh
cerita bisa satu atau lebih. Tokoh yang paling banyak peranannya di dalam suatu
cerita di sebut tokoh utama. Antara tokoh yang satu dengan yang lain ada
keterkaitan. Tindakan tokoh cerita ini merupakan rangkaian peristiwa antara
satu kesatuan waktu dengan waktu yang lain. Setiap perbuatan yang dilakukan
oleh seseorang tokoh tentu ada penyebabnya dalam hal ini adalah
tindakan-tindakan atau peristiwa sebelumnya.
Jadi
mengikuti atau menelusuri jalannya cerita sama halnya dengan mengikuti
perkembangan tokoh melalui tindakan-tindakannya. Namun definisi penokohan juga
disebutkan oleh beberapa tokoh. Yaitu:
1. Menurut Jones dalam Nurgiyantoro
Penokohan
adalah gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah
cerita (1998 : 165), atau penokohan karakter adalah begaimana cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan watak tokoh-tokoh dalam cerita rekannya (Esten,
1994).
2. Menurut Stanton dalam Semi (1984:31)
Yang
dimaksud dengan penokohan dalam suatu fiksi biasanya dipandang dari dua segi.
Pertama: mengacu kepada orang atau tokoh yang bermain dalam cerita; yang kedua
adalah mengacu kepada perbauran dari minat, keinginan, emosi, dan moral yang
membentuk individu yang bermain dalam suatu cerita.
3. Menurut Sumardjo dan Saini
Melukiskan
watak tokoh dalam cerita dapat dengan cara sebagai berikut:
a.
Melalui
perbuatanya, terutama sekali bagaimana ia bersikap dalam menghadapi
b.
situasi
kritis.
c.
Melalui
ucapan-ucapannya.
d.
Melalui
gambaran fisiknya
e.
Melalui
keterangan langsung yang ditulis oleh pengarang (1991 : 65-66).
Sudjirman menyebutkan ada dua metode
untuk menggambarkan watak tokoh, yaitu metode analitik dan metode dramatik.
Metode analitik, biasa bisa juga disebut metode peran adalah pemaparan watak
tokoh secara rinci baik ciri fisik maupun psikisnya. Sedang metode dramatik
adalah penggambaran watak tokoh melalui pikiran, ucapan, tingkah laku tokoh, lingkungan
ataupun dari penampilan fisik saja.
Berdasarkan pengertian diatas
penulis menyimpulkan bahwa penokohan adalah pelukisan tokoh/pelaku melalui
sfat-sifat dan tingkah laku dalam cerita.
BAB III
PEMBAHASAN
III.1
Analisis Latar
Yang terdapat pada
cerpen tersebut adalah:
a. Waktu
:
-
Pagi hari
Terdapat pada kutipan:
“Mawar!Cepat buatkan Aku
sarapan!”
-
Sore hari
terdapat pada kutipan:
“Aduh lupa!” ucap mawar “Aku sedang masak air”
-
Malam hari
terdapat pada kutipan:
“Percuma saja bicara pada kakak.Takan ia dengar!”
b. Tempat
:
-
Rumah
terdapat pada kutipan:
“Iya,kak!
sebentar Saya buatkan nasi goring saja. Persediaan beras kita semakin
berkurang!”
-
Kios
terdapat pada kutipan:
“Mbak!
Tolong bunga anggreknya”
-
Pemakaman umum ditengah kota
terdapat pada kutipan:
“Ah,
Aku tak boleh terus meratapinya seperti ini. Toh ibu sudah tenang dialam sana.”
-
Kecewa
terdapat pada kutipan:
“Bunga
itu tak ternilai harganya !semua uangmu takan cukup mengganti bunga itu.”
-
Bahagia
terdapat pada kutipan:
“Benarkah?
Sungguh aku merasa jadi laki-laki yang paling bahagia”
III.2 Analisis Penokohan
a. Tokoh
utama
terdapat pada cerpen
tersebut adalah
-
Mawar : semangat, solehah, rajin,
pandai,dan prestasi.
-
terdapat pada kutipan:
-
“Gadis yang menyelesaikan
pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah semangatnya dengan
teman sebayanya yang melanjutkan kuliah.Dia salah satu siswi yang rajin, cukup
pandai, dan berprestasi di sekolahnya, Ssampai mendapatkan kesempatan mendapatkan
beasiswa di salah satu Universitas elite di daerah tempat tinggalny”
-
Derry
: baik, ridak membedakan status sosial, sunggu-sungguh
terdapat pada kutipan:
“Sejak kejadian minggu kemarin, Derry
sering datang ke kios Mawar. Hanya sekedar membeli setangkai mawar merah _entah
ada apa dibalik itu semua. Tak terasa kedekatan itu pun berlanjut. Derry
seorang anak pengusaha besar di kotanya, berubah drastis seperti yang dikatakan
ibunya yang pernah datang ke kios Mawar setelah beberapa hari membuntuti Derry”
-
Ibu Maryam : sombong, membedakan status
susial
terdapat pada kutipan:
“.Pasa
awalnya Ibu Derry mengetahui sosok Mawar _perempuan yang dikagumi anaknya-hanya
dari kisah yang sering Derry ceritakan.Mengetahui Mawar berasal dari kalangan
orang yang tidak mampu-tidak sederajat status sosialnya- Ibu Maryam sangat
tidak menyukai Mawar. Sampai suatu hari, Ibu Maryam mengikuti anaknya ke kios
Mawar. Dan akhirnya Ibu Maryam mengetahui bahwa Mawar adalah sahabat baik Ibu
Mawar, mereka berpisah saat Ibu Maryam dilamar ayah Derry-yang seorang
pengusaha”
b. Tokoh
pendukung
-
Ridwan : malas, tidak bertanggung jawab
terdapat pada kutipan:
“Sebagai seoarang kakak laki-laki, ia
tak bisa diandalkan. Jangankan untuk membiayai kehidupan adiknya, untuk diri
sendiri saja dia tak mampu.Apa yang bisa di andalkan dari laki-laki
pengangguran seperti Ridwan. Sudah hampir setahun ia berpisah dengan istri yang
memberinya satu anak perempuan. Kemalasannya membuat mereka berpisah”
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulam
Dari analisis
cerpen Sang Pencuri Mawar Karya Yayang Deta May Mareta penulis menyimpulkan
tentang analisis lata dan penokohan. Latar yang terdapat pada cerpen Sang
Pencuri Mawar adalah latar waktu yaitu pagi hari, sore hari, dan malam hari.
Latar tempat yaitu, rumah, kios, di pemakaman umum di tengah kota dan latar
suasana yaitu sedih, kecewa dan bahagia. Dan penokohan yang terdapat pada tokoh
utama yaitu, mawar, deri, dan tokoh pendukung yaitu ibu maryam dan ridwan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Buku Praktis Bahasa Indonesia Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Pratiwi, Yuni. 2005. Bahasa
dan Sastra Indonesia untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
Suyoto, Agus. “Unsur-unsur Intrinsik”. (Online), http://agsuyoto.wordpress.com. Diakses tanggal 20
Mei 2010.
Oleh: Yayang Deta Mey Mareta
Kring… kring… kring…
Suara
jam beker berbunyi tepat menunjukan pukul 4.00 WIB yang berada diatas meja
kecil di samping tempat tidurnya. Dinginnya angin subuh masih menusuk tulang
saat jendela kamar terbuka. Hal itu tidak membangkitkan semangat setelah
seminggu yang lalu ia ditinggal pergi ibunya. Ayahnya yang meninggal saat
kelulusan SMA _2 tahun yang lalu_ menambah kesedihan dalam hidupnya. Seorang
kakak satu-satunya tak ada peduli sedikit pun akan musibah yang dialami
keluarganya. Kini hanya rumah sederhana dan sepetak taman bunga serta kios
bunga di depan rumah yang di wariskan kedua orang tuanya itu.
Seperti
hari-hari kemarin ia tetap menjalani kehidupan yang sederhana seperti biasanya
tanpa banyak berkeluh kesah. Walaupun tanpa suara cerewet ibu tercinta, tanpa
perintah yang terkadang membosankannya, juga tanpa. . . “Ah, aku tak boleh
terus meratapinya seperti ini.Toh ibu sudah tenang di alam sana” bisiknya dalam
hati. Kemudian ia melangkah pergi mengambil iair wudlu.
“Mawar!Cepat
buatkan aku sarapan!” teriak kakaknya dari kamar sebelah. Hal itu mengagetkan
Mawar _begitu ia sering disapa_ ketika ia terlamun dalam doanya setelah tadi
salat subuh, cepat ia bangun dan mengenakan jilbab yang biasa ia pakai.
“Iya,
Kak! Sebentar, saya buatkan nasi goreng saja.Persediaan beras kita semakin
berkurang!”Suara lembutnya berucap.
Sebagai
seoarang kakak laki-laki, ia tak bisa diandalkan. Jangankan untuk membiayai
kehidupan adiknya, untuk diri sendiri saja dia tak mampu.Apa yang bisa di
andalkan dari laki-laki pengangguran seperti Ridwan. Sudah hampir setahun ia berpisah
dengan istri yang memberinya satu anak perempuan. Kemalasannya membuat
mereka berpisah.
Gadis
yang menyelesaikan pendidikannya sampai Sakolah Menengah Atas ini, tak kalah
semangatnya dengan teman sebayanya yang melanjutkan kuliah.Dia salah satu siswi
yang rajin, cukup pandai, dan berprestasi di sekolahnya, Ssampai mendapatkan
kesempatan mendapatkan beasiswa di salah satu Universitas elite di daerah
tempat tinggalnya. Namun, karena ketidakadilan kalangan atas ia pun gagal
menjadi mahasiswi di Universitas itu. Sejak saat itu, ia hanya pergi dari rumah
ke rumah untuk menjadi guru les Bahasa. Ia juga membantu ibunya bejualan di
kios bunga. Tapi itu dulu. Kini hanya kios peninggalan itulah tempat ia
menyambung hidup. Tak ada waktu untuk pergi kesana-sini _untuk mengajar_. Dan
kini ia hanya membuat cerpen untuk salah satu majalah sastra di kotanya sebagai
kerja sampingannya. Upahnya lumayan untuk makan sehari dua hari.
“Untuk
membuat karya tulis seperti itu, kau harus sering mambaca!Akan banyak inspirasi
hingga dapat dituangkan dalam tulisan yang akan kau buat nanti.”Jelasnya pada
Sandra, _tetangganya yang 3 tahun lebih muda darinya_.
“Saya
banyak belajar dari kakak.Penjelasan dari kakak cukup memberi pencerahan pada
saya” kata Sandra.”Terima kasih, Kak!”
Sandra
sering menemani Mawar berjualan di kios yang memang dekat dari rumahnya.Kios
itu di pinggir jalan, tak jauh dari Tempat Pemakaman Umum dan tak jarang pula
orang membeli bunga disana.Cukup strategis.
“Mbak!Tolong
bunga anggreknya” kata salah satu pembeli.
“Ini
bagus, Mas!Masih segar, baru saya petik dari taman” paparnya.
“Berapa?”
“75.000
rupiah saja!”
“Ini
uangnya. Ambil saja kembaliannya!” sambil memberikan uang Rp 100.000,-
“Ohh,
terima kasih banyak Mas!”
Begitu
setiap hari ia jalani di kios bunga. Ada saja orang yang berbaik hati
memberinya sedikit bonus, dan tak jarang pula orang yang justru terlalu murah
menawar bunga.
Sore
harinya.Mawar pergi ke pemakaman, yang bernisan kayu tertancap di atas pusaran
orang tuanya. Dengan setangkai mawar merah yang ia letakan, dan ia ganti tiap
minggunya, serta ia kirim doa-doa untuk almahum kedua orang tuanya.
Sabtu
pagi. Tepat satu bulan setelah kepergian ibunya, ia pergi ketaman. Menyirami
dan memberi pupuk adalah kegiatan yang rutin ia lakukan disana. Tampak setangkai
mawar merah merekah indah di tengah bunga-bunga yang lain. Warnanya cukup
menghibur hati, membangkitkan semangat bagi siapa saja yang melihatnya.Wangi
tak kalah menggiurkan, terbawa semilir angin yang sejuk di pagi yang cerah
itu.Seakan membawa senyum ibunya dari surge. Langkah demi langkah ia mendekati
mawar itu. Tak terasa air mata pun membasahi pipinya, seperti embun di mawar
itu. Satu bulan ia tunggu, bibit mawar dari ibunya kini menjelma menjadi bunga
yang begitu indah.
Di
seberang jalan.Antara pasangan muda tengah terjadi pertengkaran yang cukup
menarik perhatian bagi orang yang lalu-lalang di trotoar.Kejadian itu
mengagetkan Mawar yang terpaku dihadapan bunga mawar merah.
“Aduh
lupa!” Ucap Mawar. “Aku sedang memasak air.”
Kemudian
ia pergi ke dapur, berlari kecil.
Sementara
itu di depan kios Mawar, terjadi percakapan.
“Tunggu,
Ririn! Aku hanya ingin tahu apa alasan mu lebih memilih dia.”Tanya lelaki itu.
“Karena
aku lebih bahagia bersamanya.Dia memberiku kebasan, tak pernah mengomentari
kehidupanku.”Balas perempuan yang cantik itu.Dengan rok mini dan gaun merah
muda, menambah keindahan bagi kaum Adam yang melihatnya.
“Tapi.
. .Kulakukan itu untuk kebaikanmu juga.”
“Sudahlah.Anggap
saja hubungan kita telah berakhir.Dan aku tak butuh ceramah darimu!” sambil
melangkah pergi, dan melepaskan tangan Derry yang sejak tadi menggenggamnya,
sangat erat.“Ririn!”
Dengan
kesal ia tak sengaja melihat ada setangkai bunga yang begitu indah di taman
kecil pinggir trotoar. Tanpa pikir panjang, kemudian ia petik dengan harapan
dapat merayu pacar yang meninggalkannya itu untuk meminta maaf.
Ketika
itu, Mawar berjalan di depan pintu untuk membuka kiosnya. Dan diambang pintu ia
melihat laki-laki itu berlari dan membawa setangkai mawar merah.
“Hey.
. .! Jangan kau petik bunga itu!”
Apa mau dikata. Lelaki itu langsung
lari.Tanpa menghiraukan Mawar.
“Kenapa harus mawar itu?” desah
Mawar “Kenapa?” ia tersungkur di depan pintu dan tak henti menangis.
Entah
kenapa lelaki tadi kembali.
Melihat
perempuan berjilbab sedang menangis sendiri di kios bunga, ia pun berhenti dan
berkata. “Kenapa gadis cantik sepertimu menagis sendiri disini?”
Mawar punmengusap air matanya.
“Saya.
. .” sambil menghapus air mata dan melihat siapa yang menegurnya. “Kamu?? Kamu
yang tadi memetik bunga saya, kan?” ia terbangun dari kursinya.
Lelaki itu kaget.
“Ohh,
itu tanaman kamu??Biar saya ganti.Berapa?”
“Bunga itu tak ternilai harganya!Semua uangmu takkan cukup
mengganti bunga itu.” Tanpa henti ia menangis.
“hmm, terserah apa katamu! Saya rasa
ini cukup untuk membeli lagi bibit baru”.Lalu menyimpan sejumlah uang seratus
ribuan di atas meja kios.
“Sebaiknya kamu ambil saja uang
itu.Saya tidak membutuhkannya.”
“What ever!” Berlalu tanpa pamit
menuju BMW S 500 silver di seberang jalan.
“Kamu tidak akan mengerti arti penting
bunga mawar itu.Bunga pertama dari bibit yang saya tanam bersama almarhumah
ibu.”
Dari
rumah terdenger suara kakaknya memanggil.
“Mawar!” panggil kakaknya.“Mawar!”
suaranya mengeras.
“Ia, Kak! Sebentar!”
“Tolong belikan kopi di warung depan.”
“Kenapa tidak beli sendiri? Toh tidak
ada kerjaan kan?”
“Jangan ceramah seperti ibu!Mau, kamu
durhaka pada kakakmu ini?”
Mawar
menurut saja.
“Percuma saja bicara pada Kakak.Takkan
ia dengar!”
Malam kian larut, hanya suara mesin
kendaraan yang lalu-lintas di jalan raya depan rumah. Mawar terbangun.Ia pergi
salat Tahajud. Ia berdoa untuk ibu dan ayahnya. Teringat kejadian tadi pagi
membuat ia terlelap dalam sujudnya.
Jarum jam tak henti berputar pada
porosnya, hingga ia terbangun oleh kokok ayam jantan tetangga, setelah tertidur
selepas salat tadi malam.
Sejak kejadian minggu kemarin, Derry
sering datang ke kios Mawar. Hanya sekedar membeli setangkai mawar merah _entah
ada apa dibalik itu semua_. Tak terasa kedekatan itu pun berlanjut.Derry
seorang anak pengusaha besar di kotanya, berubah drastis seperti yang dikatakan
ibunya yang pernah datangke kios Mawar setelah beberapa hari membuntuti
Derry.Pasa awalnya Ibu Derry mengetahui sosok Mawar _perempuan yang dikagumi
anaknya_ hanya dari kisah yang sering Derry ceritakan.Mengetahui Mawar berasal
dari kalangan orang yang tidak mampu _tidak sederajat status sosialnya_ Ibu
Maryam sangat tidak menyukai Mawar.Sampai suatu hari, Ibu Maryam mengikuti
anaknya ke kios Mawar.Dan akhirnya Ibu Maryam mengetahui bahwa Mawar adalah
sahabat baik Ibu Mawar, mereka berpisah saat Ibu Maryam dilamar ayah Derry_yang
seorang pengusaha_.
“Derry sebenarnya anak malas, jarang
masuk kuliah.Ia juga sering menghambur-hamburkan uang pemberian ayahnya untuk
berpesta bersama teman-temannya. Namun, beberapa minggu ini semua kebiasaan
Derry menghilang.Mungkin ia berpikir dan terpengaruh oleh kehadiranmu, Mawar!”
tutur Ibu Maryam panjang lebar.
Ditengah tahajudnya, Saat melantunkan
doa untuk kedua orang tuanya, Mawar meneteskan air mata. Entah karena apa.
“Mungkin karena kehadiaran lelaki itu!” ujarnya, “Ah, tak mungkin secepat ini.”
Kau
telah mencuri hatiku
Seperti
dulu,
Dengan
mudah kau petik mawar
Kini
aku masuk perangkapmu
Terjaring
perasaan yang membekukan kalbu
Singkat.
. . Tepat di tengah jantung Mawar!!
Delapan
bulan kemudian. . .
“Kau gadis yang baik, yang pernah ku
kenal.”
“Tak ada manusia yang
sempurna.Semuanya sama!”
“Tapi taukah kau?Hanya orang yang
jatuh cintalah yang melihat suatu kesempurnaan pada lawan jenisnya!”
Mawar hanya terpaku.Mencermati
perkataan Derry barusan.“Jatuh cinta?” bisiknya dalam hati. “Mungkinkah. . .”
“Mawar!Aku ingin menikahimu.Setelah
beberapa bulan kita bersahabat, aku rasa sudah cukup mengenal kepribadianmu
yang istimewa.” Kata Derry. “Aku ingin menemanimu sebagai mukhrim yang sah,
seperti yang sering kau katakan itu.”Derry memperlihatkan wajah seriusnya.
“Entah dengan kalimat apa, harus aku
sampaikan untuk mengucapkan terima kasih padamu. Jika niatmu tulus menikahiku,
aku akan berbesar hati menerimanya.”
“Benarkah?Sungguh aku merasa jadi
laki-laki yang paling bahagia!”
Mawar hanya memberikan senyuman kecil
dari bibirnya yang merah tanpa polesan lipstick sedikit pun.
Ini
adalah sebuah pilihan..!!
Jika Tuhan memberkati hubungan kami,
Ijinkan ikatan itu bersanding atas
sunah Rosul-Mu,
Semoga kelak, menuntunku di jalan
yang Kau ridai..
Syukur aku panjatkan pada-Mu..
Dan inilah yang terbaik bagiku, Bagi
kami..
Comments
Post a Comment