materi sastra lama dan sastra baru lengkap
SASTRA LAMA dan SASTRA BARU
Disusun
:
1. Eni Rohayati
2. Dwi Handayani
3. Nila Wati
4. Nurazela
5. Qonita Nur Fatonah
Kelas : X3
MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 PESAWARAN
KABUPATEN PESAWARAN
TP. 2014/2015
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan kekuatan, kesehatan dan lain-lain, sehingga Makalah bahasa
indonesia ini telah selesai disusun dengan pokok pembahasan mengenai “Sastra
Lama dan Sastra Baru“ Makalah bahasa indonesia ini disusun untuk memenuhi
kebutuhan siswa untuk menambah pengetahuan siswa tentang hal yang berhubungan
dengan Makalah Jenis-jenis Karangan.
Makalah ini disusun dengan menggunakan ragam bahasa sederhana. Agar isi,
maksud dan tujuan penyusunan Makalah ini dapat dipahami dengan mudah. Penyusun
telah berusaha sekuat tenaga dan pikiran dalam menyusun Makalah ini. Namun
demikian tentunya masih banyak kekurangan-kekurangannya. Untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi
penyempurnaan isi Makalah ini untuk masa yang akan datang.
Demikian Makalah ini disusun dengan
harapan semoga bermanfaat bagi para pembacanya. Dan semoga Allah SWT senantiasa
memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua. Amin Ya
Rabbal ‘alamin.
Kedondonng,
04 April 2015
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................ i
KATA
PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................. iii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang .................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah ............................................................. 2
BAB
II PEMBAHASAN
A. Definisi
Sastra ................................................................... 2
B. Fungsi
Sastra......................................................................
2
C.
Jenis-jenis Karya Sastra ..................................................... 3
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan ....................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setiap bangsa pasti memiliki ciri
khas yang mencermin kan kebiasaan bangsa serta kehidupan mereka, di Indonesia karya sastra di bagi menjadi
sangat banyak, menurut mereka para sastrawan,
sastra adalah sebuah jenis tulisan yang memiliki arti dan keindahan
tertentu yang mana di dalam tulisan tulisan tersebut mereka dapat mencurah kan segenap perasaan
nya , mereka juga bisa menggunakan perasaan nya untuk merangkai kata kata indah
serta memuncul kan ide ide cemerlang sehingga nanti nya bisa menghasil kan karya
sastra yang menarik dan di minati oleh khalayak ramai.
Karya sastra tidak hanya dapat di
buat oleh sastrawan sastrawan terkenal tetapi karya sastra juga dapat di buat
oleh orang orang yang tidak berprofesi sebagai sastrawan contoh nya
pelajar,siswa,guru,petani, atau pun masyarakat umum lain nya, karya sastra akan
menjadi indah dan menarik jika sastra tersebut
memiliki sebuah keistimewaan yang menonjol dan berkesan.
Pada akhir tahun 20-an dan akhir
tahun 45-an sastra di Indonesia mengalami perubahan sedikit demi sedikit, apa
yang menyebab kan perubahan tersebut ? mengapa pada setiap tahun sastra
mengalami perubahan dari sebelum nya ?
kemudian apa kah faktor faktor yang menyebab kan perubahan yang sedikit
menonjol tapi perbedaan nya sangat
tampak dan sangat terlihat ?
B.
Rumusan Masalah
Perubahan perubahan sastra di
indonsia bisa menghasil kan karya yang berbentuk positif dan Negatif. Contoh dalam hal positif adalah
hasil karya karya sastra dapat menembus dunia internasional seperti sebuah hasil karya sastra habiburrahman yang berbentuk novel dengan judul
ayat ayat cinta, ketika cinta bertasbih dan sebagai nya . contoh dalam
hal negative adalah hilang nya nilai khas sastra daerah dan terpengaruh nya
hasil hasil karya tersebut dengan b udaya barat, seperti karya karya Freddy s. dan Maria
Cecilia yang tentu saja sangat jauh dan bertentangan dengan budaya timur.
C.
Tujuan Penulisan
Ø Untuk mengetahui perbedan perbedaan
karya sastra lama dan Karya
sastra modern
Ø Untuk memahami penyebab penyebab
terjadi nya perrubahan
Ø Untuk membahas lebih detail tentang
sastra sastra di Indonesia
D.
Metode penulisan
Pengamatan dan pencarian yang di
ambil dari berbagai sumber.
BAB II
LANDASAN TEORI
Indonesia adalah negara yang ber-Bhineka Tunggal Ika,
negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa namun hidup berdampingan dengan
harmonis. Setiap suku di Indonesia memiliki hasil kebudayaan yang berbeda-beda.
Salah satu hasil kebudayaan tersebut adalah karya sastra. Melalui karya sastra,
terutama cerita rakyat, nenek moyang kita mengajarkan banyak hal tentang
kehidupan, seperti adat-istiadat yang berbeda antara satu daerah dengan daerah
yang lain, penghormatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan penghargaan kepada
alam. Pelajaran tentang nilai-nilai luhur tersebut disampaikan dengan cara yang
menarik sehingga pendengar merasa terhibur dan sekaligus mendapatkan
pengetahuan.
Hasil sastra di Indonesia, khususnya sastra lama, sangat
banyak jumlahnya. Sastra lama ini sebagian besar dipengaruhi oleh kebudayaan
daerah setempat dan kebudayaan asing yang sedang berkembang pada masa itu.
Berdasarkan pengaruh budaya, sastra Indonesia lama digolongkan menjadi empat
golongan, yaitu:
(1) Sastra tradisional
(2)
Sastra
tradisional biasa juga disebut dengan sastra rakyat ialah suatu golongan cerita
yang hidup dan berkembang secara turun-temurun, dari generasi ke generasi.
Cerita ini hidup di kalangan rakyat, biasanya disampaikan secara lisan,
sehingga disebut juga sebagai sastra lisan. Ciri sastra tradisional adalah
ceritanya sederhana, bersifat istana sentris, dan anonim (tidak diketahui
pengarangnya). Ada beberapa jenis karya sastra tradisional, yaitu mantera,
peribahasa, pantun, teka-teki, cerita binatang, cerita jenaka, dan cerita
pelipur lara.
(3)
Sastra
Indonesia lama pengaruh Hindu
Agama Hindu merupakan agama yang
pertama kali memengaruhi rakyat Indonesia. Pengaruh ini tidak hanya dalam hal
kepercayaan saja, tetapi juga dalam hasil-hasil kebudayaan, termasuk karya
satra. Hasil sastra Indonesia lama yang mendapat pengaruh Hindu antara lain
adalah Hikayat Sri Rama, Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sang Boma, serta Hikayat
Kalilah dan Daminah. Hikayat pada umumnya berisi kisah, cerita, dan dongeng
tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan,
kesaktian, serta mukjizat tokoh utama. Fungsi hikayat adalah sebagai penghibur,
pelipur lara, dan pembangkit semangat juang.
(4)
Sastra
Indonesia lama pengaruh Islam
Dengan masuknya pedagang Islam ke
Indonesia, masyarakat Indonesia mengenal budaya asing yang baru selain Hindu.
Nenek moyang kita mulai mengenal sistem perdagangan. Dalam berinteraksi dengan
pedagang yang berasal dari Timur Tengah, mereka menggunakan bahasa Arab-Melayu
sehingga pada masa itu karya sastra yang dihasilkan juga menggunakan bahasa Arab-Melayu.
Pada zaman itu karya sastra juga mulai dituliskan. Hasil sastra Indonesia lama
pengaruh Islam ini dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu kisah tentang
para nabi, hikayat tentang Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, cerita pahlawan
Islam, cerita tentang ajaran dan kepercayaan Islam, cerita-cerita dongeng yang
bernafaskan islam, serta cerita tentang mistik atau tasawuf.
(5)
Sastra
Indonesia lama pengaruh peralihan
a) Yang dimaksud dengan sastra pengaruh
peralihan dalam sastra Indonesia lama ialah sastra Indonesia lama yang
mengandung unsur Hindu dan Islam. Karya sastra yang termasuk dalam golongan ini
sebagian besar ditulis dengan huruf Arab-Melayu. Dalam sastra ini juga
dimasukkan unsur Islam yang berupa kata atau kalimat yang bernafaskan Islam.
Ciri-ciri sastra pengaruh peralihan di antaranya adalah:
Cerita
berasal dari India, yang memiliki ciri-ciri seperti tokoh utama menggunakan
benda-benda keramat, ada tokoh raksasa atau binatang yang menawan putri raja,
garuda yang membinasakan negeri, sayembara untuk memilih suami, tokoh yang
bertapa untuk mendapatkan kesaktian, dan orang yang mati dapat hidup kembali.
b) Ada unsur Islam dalam cerita,
misalnya pemberian nama yang bernapaskan Islam pada judul cerita, seperti
"Hikayat Marakarma" diganti dengan nama "Hikayat si
Miskin", tokoh cerita ditambah dengan tokoh para nabi atau pahlawan Islam,
ajaran Islam ditambahkan dalam cerita, serta penggunaan kata Allah SWT sebagai
pengganti nama dewata mulia.
BAB III
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sastra
1. Sastra
Dalam Pengertian Umum
Sastra (Sanskerta: shastra)
merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta ‘Sastra’, yang berarti
“teks yang mengandung instruksi” atau “pedoman”, dari kata
dasar ‘Sas’ yang berarti “instruksi” atau “ajaran” dan ‘Tra’ yang berarti
“alat” atau “sarana”. Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan
untuk merujuk kepada “kesusastraan” atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian
istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya
sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental
nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya,
diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan,
sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra
oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi
dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman
atau pemikiran tertentu.
Sastra dibagi menjadi 2 yaitu Prosa
dan Puisi, Prosa adalah karya sastra yang tidak terikat sedangkan Puisi adalah
karya sastra yang terikat dengan kaidah dan aturan tertentu. Contoh karya
Sastra Puisi yaitu Puisi, Pantun, dan Syair sedangkan contoh karya sastra
Prosa yaitu Novel, Cerita/Cerpen, dan Drama.
2.
Pengertian Sastra Menurut Para Ahli
Mursal
Esten (1978 : 9)
Sastra atau Kesusastraan adalah
pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan
manusia. (dan masyarakat) melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang
positif terhadap kehidupan manusia (kemanusiaan).
Semi (1988 : 8 )
Sastra. adalah suatu bentuk dan
hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya
menggunakan bahasa sebagai mediumnya.
Panuti Sudjiman (1986 : 68)
Sastra sebagai karya lisan atau
tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan,
keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapanya.
Ahmad Badrun (1983 : 16)
Kesusastraan adalah kegiatan seni
yang mempergunakan bahasa dan garis simbol-simbol lain sebagai alai, dan
bersifat imajinatif.
Engleton (1988 : 4)
Sastra adalah karya tulisan yang
halus (belle letters) adalah karya yang mencatatkan bentuk bahasa. harian dalam
berbagai cara dengan bahasa yang dipadatkan, didalamkan, dibelitkan,
dipanjangtipiskan dan diterbalikkan, dijadikan ganjil.
Plato
Sastra adalah hasil peniruan atau
gambaran dari kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan
peneladanan alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauh dari dunia ide.
Aristoteles
Sastra sebagai kegiatan lainnya
melalui agama, ilmu pengetahuan dan filsafat.
Robert Scholes (1992: 1)
Tentu saja, sastra itu sebuah kata,
bukan sebuah benda
B.
Perkembangan sastra di Indonesia
Ketika kita membahas masalah
perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada
angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga
angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga
Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau
disebut juga angkatan Orde Lama.
Angkatan 1920-an identik dengan
novel Marah Rusli berjudul Siti Nurbaya; angkatan 1933 dengan tokoh
sastrawannya Sutan Takdir Alisahbana (dalam bidang prosa) dan Amir Hamzah
(bidang puisi). Angjatan 1945 dengan tokoh sentralnya, Chairil Anwar dengan
puisi-puisinya yang sangat monumental berjudul Aku. Angkatan 1966 dengan
tokoh centralnya Dr. Taufik Ismail dengan kumpulan puisinya berjudul Tirani
dan Benteng.
Pembagian angkatan seperti itu
dikemukakan oleh Hans Bague Jassin (H.B. Jassin), seorang ahli sastra Indonesia
yang sering disebut-sebut sebagai Paus Sastra Indonesia. Tentu boleh-boleh saja
kita setuju dengan pembagian seperti itu, apalagi memang kepakaran H.B. Jassin
dalam mengapresiasi sastra Indonesia cukup mumpuni. Tetapi yang lebih penting
kita ketahui adalah bahwa sastra Indonesia dari masa ke masa mengalami perkembangan.
Menarik untuk diperhatikan bahwa
perkembangan sastra Indonesia berbanding lurus dengan perkembangan dunia
pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan formal,
dimulai tahun 1900-an, yaitu ketika penjajah Belanda membolehkan bangsa boemi
poetra (sebutan untuk orang Indonesia oleh Belanda) memasuki pendidikan
formal. Tentu saja pendidikan formal saat itu adalah milik penjajah Belanda.
Karena genre sastra terdiri dari
tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis
perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam
pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama
dalam lingkup sastra Indonesia.
Perkembangan Puisi
Dilihat dari segi kewaktuan, puisi
Indonesia dibedakan menjadi puisi lama dan puisi modern. Puisi lama Indonesia
umumnya berbentuk pantun atau syair. Dan bersifat anonim karena tidak
disebutkan siapa pengarangnya. Puisi lama menjadi milik masyarakat.
Puisi modern, atau puisi baru, berkembang
sejak bangsa Indonesia mengenal pendidikan formal. Maka puisi modern Indonesia
mulai muncul tahun 1920-an karena pada tahun itulah bangsa terdidik Indonesia
mulai muncul. Sejak itu puisi baru Indonesia terus berkembang.
Penyair Pujangga Baru
Ketika kita membahas masalah
perkembangan sastra Indonesia, bayangan kita seringkali tertuju pada
angkatan-angkatan sastra Indonesia, seperti angkatan 1920-an atau disebut juga
angkatan Balai Pustaka; angkatan 1933, yang disebut juga angkatan Pujangga
Baru; angkatan 1945 yang disebut angkatan Pendobrak, dan angakatn 1966 atau
disebut juga angkatan Orde Lama.
Karena genre sastra terdiri dari
tiga bentuk (yaitu puisi, prosa, dan drama), maka ada baiknya kita menganalisis
perkembangan genre sastra ini dari tiga bentuk itu. Dengan demikian, dalam
pembelajaran ini Anda akan menganalisis perkembangan puisi, prosa, dan drama
dalam lingkup sastra Indonesia.
Perkembangan Puisi dilihat dari segi kewaktuan, puisi
Indonesia dibedakan menjadi puisi lama dan puisi modern. Puisi lama Indonesia
umumnya berbentuk pantun atau syair. Dan bersifat anonim karena tidak
disebutkan siapa pengarangnya. Puisi lama menjadi milik masyarakat.
Puisi modern, atau puisi baru,
berkembang sejak bangsa Indonesia mengenal pendidikan formal. Maka puisi modern
Indonesia mulai muncul tahun 1920-an karena pada tahun itulah bangsa terdidik
Indonesia mulai muncul. Sejak itu puisi baru Indonesia terus berkembang.
Sejarah perpuisian Indonesia mencatat beberapa penyair berikut:
a)
Angkatan
Balai Pustaka-Angkatan ‘66
1. Muhammad Yamin
2. Roestam Effendi
3. Sanusi Pane dll
b)
Angkatan
Pujangga Baru
1. Amir Hamzah
2. J.E. Tatengkeng
3. Sutan Takdir Alisjahbana dll
c) Angkatan 45
1. Chairil Anwar
2. Sitor Situmorang
3. Asrul Sani
4. Harijadi S. Hartowardijo dll
d) Angkatan 66
1. Rendra
2. Ramadhan K.H.
3. Toto Sudarto bachtiar
4. Sapardi Djoko Damono
e) Angkatan 70-an
1. Sutardji Calzoum Bachri
2. Yudhistira Ardinugraha
3. Linus Suryadi A.G.
4. Leon Agusta
5. Hamid Jabar
f) Angkatan 90-an
1. Sides Sudyarto D.S.
2. Rahim Qahhar
3. Arwan Tuti Arta
4. Gunoto saparie
5. Rusli Marzuki Saria
g) Angkatan 2000
1. Nenden Lilis Aisyah
2. Mohamad Wan Anwar
3. Jamal D. Rahman
4. Djahjono Widianto
5. Djahjono Widarmanto dll
Penyebutan nama-nama di atas tentu
saja masih belum lengkap karena penyair-penyair Indonesia yang tersebar di
berbagai daerah masih banyak. Boleh jadi jumlahnya sampai ratusan, bahkan
ribuan. Yang tercatat di atas hanyalah penyair-penyair yang secara intens kerap
muncul di media massa dengan karya-karyanya, baik karya berbentuk puisi itu
sendiri maupun esai-esainya. Dan oleh pengamat sastra (kritikus) dicatat
namanya sebagai penyair yang karyanya layak disebut puisi-puisi yang bermutu.
Contoh – Contoh puisi penyair
tersebut di atas adalah :
Amir Hamzah
Disebut-sebut
sebagai Raja Penyair Pujangga Baru,
Padamu
Jua
Habis
kikis
Segala
cintaku hilang terbang
Pulang
kemvbali aku padaMu
Seperti
dahulu
Engkaulah
kandil kemerlap
Pelita
jendela di malam gelap
Melambai
pulang perlahan
Sabar,
setia selalu
Satu
kekasihku
Aku
manusia
Rindu
rasa
Rindu
rupa
Di
mana engkau
Rupa
tiada
Suara
sayup
Hanya
kata merangkai hati
Engkau
cemburu
Engkau
ganas
Mangsa
aku dalam cakarmu
Bertukar
tangkap dengan lepas
Nanar
aku, gila saar
Sayang
berulang padamu jua
Engkau
pelik menarik ingin
Serupa
dara di balik tirai
Kasihku
sunyi
Menunggu
seorang diri
Lalu
waktu-bukan diliranku
Mati
hari bukan kawanku
Chairil Anwar
Aku
Kalau
sampai waktuku
Kumau
tak seorang kan merayu
Tidak
juga kau
Tak
perlu sedu sedan itu
Aku
ini binatang jalang
Dari
kumpulannya terbuang
Biar
peluru menembus kulitku
Aku
tetap meradang menerjang
Luka
dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga
hilang pedih peri
Dan
aku akan lebih tidak peduli
Aku
mau hidup seribu tahun lagi
Maret
1943
Willibrordus Surendra (W.S. Rendra)
Episode
Kami
duduk berdua
Di
bangku halaman rumahnya.
Pohon
jambu di halaman iti
Berbuah
dengan lebatnya
Dan
kami senang memandangnya.
Angin
yang lewat
Memainkan
daun yang berguguran.
Tiba-tiba
ia berkata:
“Mengapa
kancingbajumu lepas terbuka?”
Aku
hanya tertawa.
Lalu
ia sematkan dengan mesra
Sebuah
peniti menutup bajuku.
Sementara
itu
Aku
bersihkan guguran bunga jambu
Yang
mengotori rambutnya
Perbandingan karya sastra lama dan karya sastra modern
Perbandingan
Karya Sastra Lama dan Sastra Baru Modern: Pada perkembangannya,
sastra Indonesia terbagi menjadi beberapa periode. Secara umum, sastra Indonesia
dapat dikelompokkan menjadi sastra Indonesia lama dan modern. Sastra Indonesia
lama atau klasik adalah karya sastra yang berkembang sebelum ada pengaruh dari
kebudayaan luar, khususnya kebudayaan Barat. Sastra lama diperkirakan lahir
pada tahun 1500 sampai abad XIX. Adapun sastra Indonesia baru atau modern
adalah karya sastra yang berkembang setelah adanya pengaruh kebudayaan Barat
pada awal abad XX.
Beberapa kritikus sastra telah
mengemukakan pendapatnya mengenai periodisasi
sastra Indonesia ini, yakni sebagai berikut:
1.
Zuber Usman berpendapat bahwa periodisasi sastra
terbagi atas:
a. Kesusastraan lama
b. Zaman peralihan
c. Kesusastraan baru
1) Zaman Balai Pustaka (1908)
2) Zaman Pujangga Baru (1933)
3) Zaman Jepang (1942)
4) Zaman Angkatan ’45 (1945)
2.
H.B.
Jassin berpendapat bahwa periodisasi sastra dibagi menjadi:
a. Sastra Melayu
b. Sastra Indonesia Modern
1) Angkatan ’20
2) Angkatan ’33
3) Angkatan ’45
4) Angkatan ’66
5) Angkatan ’80
Dan dua pendapat tersebut, dapatlah diketahui bahwa
karya-karya sebelum Angkatan ’20-an atau Balai Pustaka termasuk sastra
Indonesia lama. Karya sastra lama, di antaranya hikayat, mite, fabel, legenda,
pantun, syair, gurindam, dan mantera. Adapun karya-karya yang dimulai pada masa
Balai Pustaka hingga perkembangannya sampai sekarang termasuk sastra Indonesia
barn atau modern. Karya sastra Indonesia barn atau modem terbagi atas tiga
jenis, yakni prosa (contoh: roman, novel, dan cerpen), puisi, dan drama.
Karya
sastra terbagi ke dalam karya sastra lama dan modern, baik dalam genre (jenis)
puisi maupun prosa. Ciri karya sastra lama secara umum adalah bahasa yang
dipergunakannya dan identitas penulisnya. Bahasa yang digunakan dalam karya
sastra lama umumnya adalah Bahasa Melayu lama dan identitas penulis atau
pengarangnya tidak diketahui (anonim). Secara khusus, puisi maupun prosa
mempunyai ciri-ciri tersendiri.
Ciri puisi
lama adalah terikat oleh jumlah larik dalam setiap baitnya (setiap bait terdiri
atas 4 larik), rima akhir dalam setiap lariknya bernada a-b-a-b, setiap bait
terdiri atas sampiran dan isi, clan setiap lariknya terdiri alas 8-12 suku
kata. Adapun ciri puisi modern adalah tidak terikat dengan jumlah larik,
berirama bebas pada akhir lariknya, tiap bait merupakan isi, dan tidak terikat
pada jumlah suku kata
dalam setiap lariknya.
Pebandingan
Karya Sastra Lama Klasik dan Modern :
1.
Sastra Lama
a. Puisi berbentuk terikat dan kaku
b. Prosa lama statis (sesuai dengan
keadaan masyarakat lama yang mengalami perubahan lambat)
c. Istana sentris (cerita berkisah
tentang kerajaan atau keluarga raja)
d. Prosa hampir seluruhnya berbentuk
hikayat atau dongeng. Pembaca dibawa ke alam khayal.
e. Dipengaruhi oleh kesusastraan Hindu
dan Arab
f. Pengarangtiya tidak diketahui
(anonim)
2. Sastra
Modern
a. Puisi bersifat bebas, baik bentuk
maupun isinya
b. b. Prosa baru dinamis (selalu berubah
dengan perkembangan masyarakat)
c. c. Masyarakat sentris (mengambil
bahan dan kehidupan sehari-hari)
d. d. Karya sastra (puisi, novel,
cerpen, drama) berdasarkan dunia nyata.
e. e. Dipengaruhi oleh kesusastraan
Barat
f. f. Pengarangnya diketahui dengan
jelas
C.
Manfaat Sastra
Manfaat Sastra
Horatius mengatakan bahwa manfaat sastra itu berguna dan menyenangkan.
Secara lebih jelas dapat dijelaskan sebagai berikut.
a)
Karya
sastra dapat membawa pembaca terhibur melalui berbagai kisahan yang disajikan pengarang mengenai
kehidupan yang ditampilkan. Pembaca akan memperoleh pengalaman batin dari
berbagai tafsiran terhadap kisah yang disajikan.
b)
B.
Karya sastra dapat memperkaya jiwa/emosi pembacanya melalui pengalaman hidup
para tokoh dalam karya.
c)
Karya
sastra dapat memperkaya pengetahuan intelektual pembaca
dari gagasan, pemikiran, cita-cita, serta kehidupan masyarakat
yang digambarkan dalam karya.
d)
Karya
sastra mengandung unsur pendidikan. Di dalam karya sastra terdapat nilai-nilai
tradisi budaya bangsa dari generasi ke generasi. Karya sastra dapat digunakan
untuk menjadi sarana penyampaian ajaran-ajaran yang bermanfaat bagi pembacanya.
e)
Karya
sastra dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau penelitian tentang
keadaan sosial budaya masyarakat yang digambarkan dalam karya sastra tersebut
dalam waktu tertentu.
f)
Masih
banyak manfaat sastra yang bagi satu pembaca berbeda dengan pembaca lainnya.
Sehingga beberapa pembaca yang menikmati buku yang sama bisa jadi memperoleh
pengalaman puitik yang berbeda.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sastra sastra di Indonesia mengalami
kemajuan yang sangat pesat, hal ini tidak hanya di sebab kan oleh pengaruh dari luar tetapi juga di
sebab kan pengaruh dari dalam dengan kata lain perkembaungan sastra Indonesia
di pengaruhi oleh dua faktor yaitu ekternal dan internal.
Para
penyair dan sastrawan sangat berperan
dalam perkembangan sastra di Indonesia Hal ini memungkin kan bahwa sastra
Indonesia akan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan tentu saja akan melahir kan
sastrawan-sastrawan baru yang berbakat di kalangan masyarakat Indonesia.
Karya sastra lama dan karya sastra
modern memiliki perbeaan yang sangat menonjol
hal ini di sebab kan oleh kemajuan zaman dan peradaban yang tidak sama.
B.
Saran
Dengan ada nya
hasil karya tulis ini penulisan
mengharap kan para pembaca dapat mengambil manfaat nya dan memberikan saran
agar menjadi motivasi dan acuan penulis agar mampu untuk menulis karya tulis
yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail,
Taufik (ed). 2002. Horison Sastra
Indonesia 1: Kitab Puisi.
Jakarta: Majalah Sastra Horison
Luxemburg, Jan Van. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Jakarta: Gramedia
Mafrukhi,
dkk. 2007. Kompeten Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Gramedia
Pradopo,
Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi.
Yogyakarta: Gajah Mada University press
Semi,
Antar. 1985. Kritik Sastra. Bandung:
Angkasa
Wellek,
Rene dan Warren. 1989. Teori Kesustraan.
Jakarta: Gramedia
Comments
Post a Comment