Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Dinasti Umayyah
KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji
dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan
kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan kepada nabi Muhammad
saw. yang menjadi tauladan para umat manusia yang merindukan keindahan syurga.
Kami
menulis makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui ilmu
tentang Sejarah Peradaban Islam yang diberikan oleh dosen
mengenai Dinasti Bani Umayyah. Selain bertujuan untuk memenuhi tugas,
tujuan penulis selanjutnya adalah untuk mengetahui proses pendirian bani
Umayah, pola pemerintahan Bani Umayah, Pola pemerintahan Umar ibn Abdul Aziz,
Ekspansi wilayah, dan Peradaban Islam Pada masa Dinasti Bni Umayyah.
Dalam
penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan, terutama
disebabkan kurangnya ilmu pengtahuan. Namun, berkat kerjasama yang solid dan
kesungguhan dalam menyelesaikan makalah ini, akhirnya dapat diselesaikan dengan
baik.
Kami menyadari, sebagai seorang pelajar yang pengetahuannya tidak seberapa yang
masih perlu belajar dalam penulisan makalah, bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
positif demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi, serta berdayaguna di
masa yang akan datang.
Besar harapan, mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat
dan maslahat bagi semua orang.
Wasalamu'alaikum
Wr.Wb
Kedondong,
September 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI................................................................................................................................ iii
BAB
I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.................................................................................................................. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Kondisi
Hadis Pada Masa Dinasti Umayyah.................................................................... 2
B.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa
Dinasti Umayyah..................................... 2
C.
Tokoh-Tokoh Ilmuan Muslim Pada Masa
Dinasti Umayyah............................................ 4
D.
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti
Umayyah................................................................ 6
E. Peninggalan
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah............................................ 6
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................................... 7
B. Saran................................................................................................................................. 7
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Berakhirnya kekuasaan khalifah Ali bin Abi
Thalib mengakibatkan lahirnya kekuasan yang berpola Dinasti atau kerajaan. Pola
kepemimpinan sebelumnya (khalifah Ali) yang masih menerapkan pola keteladanan
Nabi Muhammad, yaitu pemilihan khalifah dengan proses musyawarah akan terasa
berbeda ketika memasuki pola kepemimpinan dinasti-dinasti yang berkembang
sesudahnya. Bentuk pemerintahan dinasti atau kerajaan yang cenderung bersifat
kekuasaan foedal dan turun temurun, hanya untuk mempertahankan kekuasaan,
adanya unsur otoriter, kekuasaan mutlak, kekerasan, diplomasi yang dibumbui
dengan tipu daya, dan hilangnya keteladanan Nabi untuk musyawarah dalam
menentukan pemimpin merupakan gambaran umum tentang kekuasaan dinasti sesudah khulafaur
rasyidin. Dinasti Umayyah merupakan kerajaan Islam pertama yang didirikan oleh
Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Perintisan dinasti ini dilakukannya dengan cara
menolak pembai’atan terhadap khalifah Ali bin Abi Thalib, kemudian ia memilih
berperang dan melakukan perdamaian dengan pihak Ali dengan strategi politik
yang sangat menguntungkan baginya.
Jatuhnya Ali dan naiknya Muawiyah juga
disebabkan keberhasilan pihak khawarij (kelompok yang membangkan dari Ali)
membunuh khalifah Ali, meskipun kemudian tampuk kekuasaan dipegang oleh
putranya Hasan, namun tanpa dukungan yang kuat dan kondisi politik yang kacau
akhirnya kepemimpinannya pun hanya bertahan sampai beberapa bulan. Pada
akhirnya Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada Muawiyah, namun dengan
perjanjian bahwa pemmilihan kepemimpinan sesudahnya adalah diserahkan kepada
umat Islam. Perjanjian tersebut dibuat pada tahun 661 M / 41 H dan dikenal
dengan am jama’ah karena perjanjian ini mempersatukan ummat Islam menjadi satu
kepemimpinan, namun secara tidak langsung mengubah pola pemerintahan menjadi
kerajaan. Meskipun begitu, munculnya Dinasti Umayyah memberikan babak baru
dalam kemajuan peradaban Islam, hal itu dibuktikan dengan
sumbangan-sumbangannya dalam perluasan wilayah, kemajuan pendidikan, kebudayaan
dan lain sebagainya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisi
Hadis Pada Masa Dinasti Umayyah
Bidang Ilmu Hadits
a.
Umar
bin Abdul Aziz, ketika ia diangkat sebagai khalifah, progam utama
pemerintahannya terfokus pada usaha pengumpulan hadist untuk dibukukan Abu
Bakar Muhammad bin Muslim bin Ubaidillah bin Syihab Az-zuhri seorang yang tepat
dan siap melaksanakan perintah kholifah, maka ia bekerja sama dengan
perowi-perowi yang dianggap ahli untuk dimintai informasi tentang hadist-hadist
nabi yang berceceran ditengah masyarakat islam untuk dikumpulkan, ditulis dan
dibukukan.
b.
Abu
Bakar Muhammad, dianggap pengumpul hadits yang pertama pada masa pemerintahan
Umar bin Abdul Aziz ini.Jejak Abu Bakar Muhammad, diikuti oleh generasi
dibawahnya, seperti Imam Malik menulis kumpulan buku hadist terkenal Muwatha’,
imam Syafii menulis Al-Musnad. Pada tahap selanjutnya, program pengumpulan
hadist mendapat sambutan serius dari tokoh-tokoh islam, seperti:
1.
Imam
Bukhari, terkenal dengan Shohih Bukhari
2.
Imam
Muslim, terkenal dengan Shohih Muslim
3.
Abu
Daud, terkenal dengan Sunan Abu Daud
4.
An
–Nasa’i, terkenal dengan Sunan An-Nasa’i
5.
At-Tirmidzi,
terkenal dengan Sunan At-Tirmidzi
6.
Ibnu
Majah, terkenal dengan Sunan Ibnu Majah
Kumpulan para ahli
hadist tersebut diatas, terkenal dengan nama Kutubus Shittah.
B.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa
Dinasti Umayyah
Masa pemerintahan Bani Umayyah, ilmu
pengetahuan mengalami kemajuan yang sangat berarti. Adapun perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa ini dapat dikelompokkan sebagai berikut :
a.
Ilmu
Kimia
Di antara ahli
kimia ketika itu adalah Abu al-Qasim Abbas ibn Farnas
yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia terapan. Ilmu kimia
murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat
kaitannya dengan ilmu kedokteran.
yang mengembangakan ilmu kimia murni dan kimia terapan. Ilmu kimia
murni maupun kimia terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat
kaitannya dengan ilmu kedokteran.
b.
Kedokteran
Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia
dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor
ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya
berjudul al-Ta¡rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad XII telah
diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa
(1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M). Buku tersebut menjadi
rujukan di universitas-universitas di Eropa.
Di antara ahli kedokteran ketika itu adalah Abu al-Qasim al-Zahrawi. Ia
dikenal sebagai ahli bedah, perintis ilmu penyakit telinga, dan pelopor
ilmu penyakit kulit. Di dunia Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya
berjudul al-Ta¡rif li man ‘Ajaza ‘an al-Ta’līf, yang pada abad XII telah
diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa
(1497M), Basle (1541 M) dan di Oxford (1778 M). Buku tersebut menjadi
rujukan di universitas-universitas di Eropa.
c.
Sejarah.
1.
Abu
Marwan Abdul Malik bin Habib, salah satu bukunya berjudul
al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
al-Tarikh. Ia meninggal pada tahun 852 M.
2.
Abu
Bakar Muhammad bin Umar, dikenal dengan Ibnu Quthiyah.
Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.
Karya bukunya berjudul Tarikh Iftitah al-Andalus.
3.
Hayyan
bin Khallaf bin Hayyan, karyanya al-Muqtabis fi Tarikh Rija al
Andalus dan al-Matin.
Andalus dan al-Matin.
4.
Bahasa
dan sastra
5.
Di
antara tokoh terkenal bidang sastra ketika itu adalah :
1)
Ali
al-Qali, karyanya al-Amali dan al-Nawadir, wafat pada tahun 696
M.
M.
2)
Abu
Bakar Muhammad Ibn Umar. Di samping terkenal sebagai ahli
sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan
sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa
Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.
sejarah, ia adalah seorang ahli bahasa Arab, nahwu, penyair, dan
sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al-Af’al dan Fa’alta wa
Af’alat. Ia meninggal pada tahun 977 M.
3)
Abu Amr
Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih, karya prosa diberi
nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
nama al-‘Aqd al-Farid. Ia meninggal tahun 940 M.
4)
Abu
Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382
H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk
prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa
A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.
H/992 M dan wafat pada tahun 1035 M. Karyanya dalam bentuk
prosa adalah Risalah al -awabi’ wa al-Zawabig, Kasyf al-Dakk wa
A£ar al-Syakk dan Hanut ‘Athar.
Selain ilmu
pengetahuan pada masa Bani Umayah juga berhasil
mengembangkan bidang lainnya, yaitu :
mengembangkan bidang lainnya, yaitu :
a.
Arsitektur
Perkembangan di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunanbangunan
artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama
pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia
dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut bangunannya. Pada
masa Walid dibangun juga sebuah masjid agung yang terkenal dengan
sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah
serta dibangunnya sebuah kota baru yaitu kota Kairawan oleh Uqbah
bin Nafi.
Perkembangan di bidang arsitektur ini terlihat dari bangunanbangunan
artistik serta masjid-masjid yang memenuhi kota. Kota lama
pun dibangun menjadi kota modern. Mereka memadukan gaya Persia
dengan nuansa Islam yang kental di setiap sudut bangunannya. Pada
masa Walid dibangun juga sebuah masjid agung yang terkenal dengan
sebutan Masjid Damaskus yang diarsiteki oleh Abu Ubaidah bin Jarrah
serta dibangunnya sebuah kota baru yaitu kota Kairawan oleh Uqbah
bin Nafi.
b.
Organisasi
militer
Pada masa
pemerintahan Bani Umayyah ini militer dikelompokkan
menjadi 3 angkatan yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (albahiriyah) dan angkatan kepolisian.
menjadi 3 angkatan yaitu angkatan darat (al-jund), angkatan laut (albahiriyah) dan angkatan kepolisian.
c.
Perdagangan
Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur
perdangan menjadi semakin lancar. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun
menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota
Aden.
Setelah Bani Umayah berhasil menaklukkan bebagai wilayah, jalur
perdangan menjadi semakin lancar. Ibu Kota Basrah di Teluk Persi pun
menjadi pelabuhan dagang yang ramai dan makmur, begitu pula Kota
Aden.
d.
Kerajinan
Ketika Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan
tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian
khalifah dan para pembesar pemerintahan
Ketika Khalifah Abdul Malik menjabat, mulailah dirintis pembuatan
tiras (semacam bordiran), yakni cap resmi yang dicetak pada pakaian
khalifah dan para pembesar pemerintahan
C. Tokoh-Tokoh
Ilmuan Muslim Pada Masa Dinasti Umayyah
Tokoh-Tokoh Ilmuan Muslim Pada Masa Dinasti Umayyah terdiri dari
ulama-ulama yang menguasai bidangnya masing-masing seperti dalam bidang tafsir,
hadist, dan Fiqh. Selain para ulama juga ada ahli bahasa/sastra.
1.
Ulama-ulama
tabi’in ahli tafsir, yaitu: Mujahid, ‘Athak bin Abu Rabah, ‘Ikrimah, Sa’id bin
Jubair, Masruq bin Al-Ajda’, Qatadah. Pada masa tabi’in tafsir Al-Qur’an
bertambah luas dengan memasukkan Israiliyat dan Nasraniyat, karena banyak
orang-orang Yahudi dan Nasrani memeluk agama Islam. Di antara mereka yang
termasyhur: Ka’bul Ahbar, Wahab bin Munabbih, Abdullah bin Salam, Ibnu Juraij.
2.
Ulama-ulama
Hadist: Kitab bacaan satu-satunya ialah al-Qur’an. Sedangkan hadis-hadis
belumlah dibukukan. Hadis-hadis hanya diriwayatkan dari mulut ke mulut. Dari
mulut guru ke mulut muridnya, yaitu dari hafalan uru diberikannya kepada murid,
sehingga menjdi hafalan murid pula dan begitulah seterusnya. Setengah sahabat
dan pelajar-pelajar ada yang mencatat hadist-hadist itu dalam buku catatannya,
tetapi belumlah berupa buku menurut istillah kita sekarang. Ulama-ulama sahabat
yang banyak meriwayatkan hadis-hadis ialah: Abu Hurairah (5374 hadist), ‘Aisyah
(2210 hadist), Abdullah bin Umar (± 2210 hadist), Abdullah bin Abbas (± 1500
hadist), Jabir bin Abdullah (±1500 hadist), Anas bin Malik (±2210 hadist).
3.
Ulama-ulama
ahli Fiqh: Ulama-ulama tabi’in Fiqih pada masa bani Umayyah diantaranya
adalah:, Syuriah bin Al-Harits, ‘alqamah bin Qais, Masuruq Al-Ajda’,Al-Aswad
bin Yazid kemudian diikuti oleh murid-murid mereka, yaitu: Ibrahim An-Nakh’l
(wafat tahun 95 H) dan ‘Amir bin Syurahbil As Sya’by (wafat tahun 104 H).
sesudah itu digantikan oleh Hammad bin Abu Sulaiman (wafat tahubn 120 H), guru
dari Abu Hanafiah.
4.
Ahli
bahasa/sastra: Seorang ahli bahasa seperti Sibawaih yang karya
tulisnya Al-Kitab, menjadi pegangan dalam soal berbahasa arab. Sejalan
dengan itu, perhatian pada syair Arab jahiliahpun muncul kembali sehingga
bidang sastra arab mengalami kemajuan. Di zaman ini muncul penyair-penyair
seperti Umar bin Abu Rabiah (w.719), Jamil al-uzri (w.701), Qys bin Mulawwah
(w.699) yang dikenal dengan nama Laila Majnun, Al-Farazdaq (w.732), Jarir
(w.792), dan Al akhtal (w.710). sebegitu jauh kelihatannya kemajuan yang
dicapai Bani Umayyah terpusat pada bidang ekspansi wilayah, bahasa dan sastra
arab, serta pembangunan fisik. Sesungguhnya dimasa ini gerakan-gerakan ilmiah
telah berkembang pula, seperti dalam bidang keagamaan, sejarah dan filsafat.
Dalam bidang yang pertama umpamanya dijumpai ulama-ulama seperti Hasan
al-Basri, Ibnu Syihab Az-Zuhri, dan Wasil bin Ata. Pusat kegiatan ilmiah ini
adalah Kufah dan Basrah di Irak. Khalid bin Yazid bin Mu’awiyah (w. 794/709)
adalah seorang orator dan penyair yang berpikir tajam. Ia adalah orang pertama
yang menerjemahkan buku-buku tentang astronomi, kedokteran, dan kimia. Khalid
bin Yazid, salah satu cucu Muawiyah, beliau sangat tertarik pada ilmu kimia dan
ilmu kedokteran. Ia siap menyediakan sejumlah hartanya untuk para sarjana
Yunani yang bermukim di Mesir untuk menerjemahkan buku-buku kimia dan
kedokteran ke dalam Bahasa Arab. Berkat Usaha beliau seperti itu, sehingga
tercatat sebagai terjemahan pertama dalam sejarah.
5.
Al-Walid
bin Abdul Malik, beliau mendirikan Bimaristan, yaitu rumah sakit sebagai tempat
berobat dan perawatan orang-orang sakit , serta sebagai tempat studi kedokteran
pada tahun 884 M. Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan para ulama secara
resmi untuk membukukan hadits-hadits nabi, serta beliau bersahabat dengan Ibn
Abjar, seorang dokter dari Iskandariyah, yang kemudian menjadi dokter
pribadinya. Sehingga memengaruhi terhadap pandangan kepemerintahannya terhadap
ilmu kedokteran.
6.
Yahya
Al-Dimasyqi, seorang ilmuwan yang berasal dari non muslim serta penganut
Kristen yang sangat fanatik, berusaha mempertahankan aqidahnya. Dengan metode
logikanya itu, ia mempertahankan Al-Masih sebagai oknum Tuhan yang kedua. Sikap
ini mendorong ummat Islam untuk menyelidiki keyakinan dan mempelajari logika
mereka, agar bias mempertahankan aqidah Islamnya, sekaligus mematahkan hujjah
golongan mereka pengikut Yahya Al-Dimayqi. Karena pembicaraan mereka sudah
berkembang menyinggung soal qadar dan sifat-sifat Tuhan.
7.
Abdul
Malik bin Marwan, beliau mewajibkan bahasa Arab menjadi bahasa resmi Negara,
sehingga semua perintah dan peraturan serta komunikasi secara resmi memakai
bahasa Arab. Akibatnya bahasa Arab mau tidak mau harus dipelajari. Dari situlah
tumbuh ilmu qowaid dan ilmu lain sebagai penunjang untuk mempelajari bahasa
Arab. Bahasa Arab juga merupakan bahasa resmi di sejumlah Negara-negara seperti
Irak, Syiria, Mesir, Libanon, Libia, Tunisia, Aljazair, Maroko, Yaman, dan
sekitarnya.
D. Peradaban
Islam Pada Masa Dinasti Bani Umayyah
Dinasti Umayyah telah mampu membentuk perdaban yang kontemporer
dimasanya, baik dalam tatanan sosial, politik, ekonomi dan teknologi. Berikut
Prestasi bagi peradaban Islam dimasa kekuasaan Bani Umayah didalam pembangunan
berbagai bidang antara lain:
-
Masa
kepemimpinan Muawiyah telah mendirikan dinas pos dan tempat-tempat dengan
menyediakan kuda yang lengkap dengan peralatannya di sepanjang jalan.
-
Menertibkan
angkatan bersenjata.
-
Pencetakan
mata uang oleh Abdul Malik, mengubah mata uang Byzantium dengan Persia yang
dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Mencetak mata uang sendiri tahun
659 M dengan memakai kata dan tulisan Arab.
-
Jabatan
khusus bagi seorang Hakim ( Qodli) menjadi profesi sendiri .
-
Keberhasilan
kholifah Abdul Malik melakukan pembenahan-pembenahan administrasi pemerintahan
Islam dan memberlakukan bahasa Arab sebagai bahasa resmi administrasi
pemerintahan Islam. Keberhasilannya diikuti oleh putranya Al-Walid Ibnu Abdul
Malik (705 – 719 M) yang berkemauan keras dan berkemampuan melaksanakan
pembangunan.
-
Membangun
panti-panti untuk orang cacat. Dan semua personil yang terlibat dalam kegiatan
humanis di gaji tetap oleh Negara.
-
Membangun
jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu daerah dengan daerah lainnya.
-
Membangun
pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan masjid-masjid yang megah.
-
Hadirnya
Ilmu Bahasa Arab, Nahwu, Sharaf, Balaghah, bayan, badi’, Isti’arah dan
sebagainya. Kelahiran ilmu tersebut karena adanya kepentingan orang-orang Luar
Arab (Ajam) dalam rangka memahami sumber-sumber Islam (Al-qur’an dan
Al-sunnah).
-
Pengembangan
di ilmu-ilmu agama, karena dirasa penting bagi penduduk luar jazirah Arab yang
sangat memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis ataupun secara
kronologis tentang Islam. Diantara ilmu-ilmu yang berkembang yakni tafsir,
hadis, fiqih, Ushul fiqih, Ilmu Kalam dan Sirah/Tarikh.
E. Peninggalan
Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Umayyah
1.
MASJID
AGUNG DAMASKUS (SIRIA)
2.
MASJID
AGUNG DI KUFA (IRAK)
3.
MASJID
AGUNG KORDOBA (SPANYOL)
4.
KUBAH
BATU KARANG
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan–penjelasan yang telah
disebutkan, maka dapat kita ambil beberapa kesimpulan. Proses terbentuknya
kekhalifahan Bani Umayyah dimulai sejak khalifah Utsman bin Affan tewas
terbunuh oleh tikaman pedang Humran bin Sudan pada tahun 35 H/656 M. Pada saat
itu khalifah Utsman bin Affan di anggap terlalu nepotisme (mementingkan kaum
kerabatnya sendiri). Setelah wafatnya Utsman bin Afan maka masyarakat Madinah
mengangkat sahabat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang baru. Dan masyrakat
melakukan sumpah setia ( bai’at ) terhadap Ali pada tanggal 17 Juni 656 M / 18
Djulhijah 35 H.
Dinasti umayyah diambil dari nama Umayyah Ibn
‘Abdi Syams Ibn ‘Abdi Manaf, Dinasti ini sebenarnya mulai dirintis semenjak
masa kepemimpinan khalifah Utsman bin Affan namun baru kemudian berhasil
dideklarasikan dan mendapatkan pengakuan kedaulatan oleh seluruh rakyat setelah
khalifah Ali terbunuh dan Hasan ibn Ali yang diangkat oleh kaum muslimin di
Irak menyerahkan kekuasaanya pada Muawiyah setelah melakukan perundingan dan
perjanjian. Bersatunya ummat muslim dalam satu kepemimpinan pada masa itu
disebut dengan tahun jama’ah (‘Am al Jama’ah) tahun 41 H (661 M).
B. Saran
Demikianlah isi dari makalah kami, yang
menurut kami telah kami susun secara sistematis agar pembaca mudah
untuk memahaminya. Berbicara mengenai sejarah, maka sejarah merupakan ilmu yang
tidak akan pernah ada habisnya. Ingatlah, orang yang cerdas adalah orang yang
belajar dari sejarah.
Sering kali kita lupa bahwa “meskipun”
berkisah mengenai masa lampau, tapi sejarah begitu penting bagi perjalanan
suatu bangsa. Melalui sejarah, kita belajar untuk menghargai perjuangan para
pendahulu kita, belajar menghargai tetes darah dan keringat mereka untuk apa
yang kita nikmati saat ini. Lewat sejarah kita juga belajar dari pengalaman
masa lalu, dan menjadikannya sebagai modal berharga untuk melangkah di masa
depan
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.co.id/webhp
Comments
Post a Comment